Penghuni Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cebongan, Sleman, Yogyakarta memperoleh pendidikan sarjana mulai September mendatang. Pembekalan pendidikan ini diharapkan mampu mendorong mereka untuk mencari mata pencarian yang layak setelah keluar dari lapas.
"Pendidikan ini adalah sarana untuk mengembangkan potensi akademik tahanan," kata Sukamto Harto, Kepala Lapas Cebongan. Lapas menggandeng Universitas Terbuka (UT) terdekat untuk realisasi pendidikan ini. Sekitar 12 tahanan sudah siap mengikuti program pendidikan S1 yang biayanya ditanggung oleh orangtua setiap tahanan.
Lapas menyediakan fasilitas berupa buku, perpustakaan, dan internet. "Tahanan pun akan menjalankan ujian yang diawasi pula oleh tim penguji UT,” jelas Sukamto lebih lanjut.
Selain pendidikan, Lapas Cebongan memberdayakan para tahanan untuk memproduksi produk kerajinan dan makanan. Hingga saat ini ada 30 tahanan, dari jumlah total 163 orang, dikader untuk pengembangan keterampilan ini. Sukamto mengatakan pemberdayaan ketrampilan dilakukan agar tahanan bisa belajar tentang industri rumahan. "Tak hanya itu, manajemen keuangan lewat proses produksi turut jadi tujuannya," tambah Sukamto.
Untuk kerajinan sandal, para tahanan bisa memproduksi 100 sampai 150 sandal per hari. Pemasaran pun sudah dilakukan berdasar pesanan dan internet. Bahkan dalam waktu dekat ini Lapas akan menggandeng Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terdekat untuk mengembangkan pemasaran. Sementara itu, sebagian hasil penjualan juga akan diberikan pada para tahanan.