Sulawesi harus jadi prioritas tertinggi dalam konservasi di Indonesia. Hal ini diungkapkan oleh Hugh Possingham, seorang guru besar matematika dan ekologi University of Queensland, dalam kuliah umum bertajuk "The Business of Biodiversity: Decision Science for Conservation Problem", Selasa (16/8) di Kedutaan Australia, Jakarta.
"Indonesia harus mengkaji prioritas konservasinya. Tapi berdasarkan analisis, saya merekomendasikan bahwa Sulawesi harus menjadi prioritas tertinggi dalam konservasi," ungkap Possingham.
Possingham mengatakan, Sulawesi menjadi yang paling utama sebab termasuk dalam kawasan yang memiliki keanekaragaman hayati yang kaya, baik di darat maupun lautannya, yang penting bagi dunia. Lebih lanjut, Possingham menuturkan pemilihan Sulawesi bukan berarti mengabaikan masalah yang terjadi di pulau-pulau lain. "Namun, dengan dana yang terbatas, pemilihan lokasi memang harus dilakukan sehingga bisa mendapat manfaat tertinggi dalam konservasi serta meminimalkan alokasi dana di tempat yang sebetulnya kurang perlu," jelasnya di depan ratusan peserta kuliah.
"Setelah Sulawesi, prioritasnya Jawa dan Bali, lalu Borneo dan wilayah Peninsular Malaysia," kata Possingham yang juga Direktur Australian Research Council Center of Excellence for Environmental Decision.
Prioritas konservasi yang dikembangkan Possingham didasarkan pada perhitungan matematika yang melihat tiga faktor: Jumlah spesies endemik yang ada di wilayah tertentu, besearnya dana yang harus dikeluarkan, serta kemungkinan kesuksesan program konservasi. Setiap wilayah kemudian dihitung dengan rumus khusus untuk mencari nilai prioritas.
Perhitungan yang dikembangkan Possingham tidak hanya berguna untuk penetapan lokasi prioritas, tetapi juga spesies prioritas yang mesti diselamatkan. Ia mengatakan, banyak program konservasi saat ini yang menaruh perhatian pada spesies yang paling terancam punah, padahal pendekatan itu tak selalu tepat. Possingham percaya, perhitungan matematis sangat penting dalam konservasi.
"Ini seperti menjadwalkan kereta api, kalau tak memakai matematika, maka akan terlewat dan takkan berjalan," pungkasnya. (Yunanto Wiji Utomo)