Titik Nol DIY Direncanakan Jadi Kawasan Museum

By , Selasa, 6 September 2011 | 10:25 WIB

Kawasan titik nol Provinsi DIY direncanakan menjadi kawasan museum bersama. Bahkan, ke depannya, kawasan titik nol ini akan dibuka dari pagi hingga malam untuk memuaskan warga Yogyakarta dan wisatawan. Ketua Jogja Investor Forum, KGPH Hadiwinoto mengatakan, Bangunan Cagar Budaya (BCB) di kawasan titik nol perlu ditata. Salah satunya adalah menjadikannya museum seperti Kantor Pos Besar DIY, Bank BNI 1946, serta Bank Indonesia. "Kalau kawasan titik nol menjadi kawasan museum bersama, justru akan menjadi kawasan yang indah dan menarik untuk objek wisata. Ada museum, Taman Pintar, Beringharjo, serta Malioboro," papar Hadiwinoto usai acara Syawalan Akbar di Kraton Yogyakarta, Senin (5/9). Menurutnya lagi, konsep penataan museum ini tidak akan mengubah aktivitas kantor pos dan Bank Indonesia yang sudah berjalan. Kegiatan jasa di dua tempat tersebut bisa diperkecil volumenya.

Penataan kawasan titik nol juga akan dilakukan dengan pembuatan jalan di bawah tanah untuk aktivitas manusia dan transportasi. Namun, penataan kawasan titik nol ini akan dilakukan setelah penataan Malioboro.
Sementara itu, Koordinator  Masyarakat Advokasi Warisan Budaya (MADYA) Jhohannes Marbun mengaku resah dengan penataan Malioboro.  Penataan ini dinilai dapat mengubah tata ruang kawasan perdagangan zaman Belanda tersebut."Wacana penataan kawasan cagar budaya lebih banyak dilihat dari perspektif ekonomi bukan dari budaya. Ini sangat menyimpang dari visi DIY sebagai kota budaya," papar Jhohannes.Bila penataan kawasan cagar budaya ini lebih dipandang dari perspektif ekonomi, maka akan berdampak tidak baik. Salah satunya adalah menciptakan budaya konsumtif bagi masyarakat. Namun sebaliknya, bila dikaji lewat perspektif kebudayaan, penataan akan berorientasi pada pelestarian nilai-nilai sejarah.