Perbaikan area hulu Sungai Citarum yang rusak rupanya telah dimulai oleh komunitas tani setempat. Salah satunya ialah Kelompok Tani Syurga Air di Desa Suntenjaya, yang sudah melakukan upaya konservasi DAS Citarum melalui mekanisme imbal jasa lingkungan pada lahan seluas 22 hektare pada Subdas Cikapundung, Lembang, Jawa Barat.Demikian dikemukakan kembali oleh Yosua Tobing, Sekretaris Korporat PT Aetra Air Jakarta, di Sukabumi, Jumat (16/9). Program ini merupakan kerjasama Aetra dengan Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan Ekonomi Sosial (LP3ES) serta BPLHD Jawa Barat.Berlangsung mulai dari tahun 2009 lalu, sejak penandatangan naskah kesepakatan Program Konservasi Hulu Daerah Aliran Sungai Citarum, DAS Citarum dikonservasi. Aetra, menurut Yosua, mengambil bagian antaranya dalam memfasilitasi bibit dan pupuk bagi tanaman. Sedangkan pihak LP3ES dan BPLHD membantu mengedukasi serta mensosialisasikan program kepada kaum tani.Tahun ini, lahan yang ditanami dengan tanaman-tanaman keras alias berakar kuat itu telah berhasil panen pertamanya, sekitar Mei lalu. Tanaman keras misalnya kopi, ditanam para petani supaya dapat mengikat tanah dan mencegah longsor. Dan periode tanamnya berselang-seling (pola tanam multi strata) dengan tanaman sayur-mayur yang bisa cepat dipetik hasil. "Imbal jasa lingkungan ini sifatnya berkelanjutan," tegas Yosua.DAS Citarum juga menjadi salah satu objek Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bandung Barat (KBB) pada Program Konservasi Lingkungan guna menekan jumlah lahan kritis di KBB yang diperkirakan mencapai 11.506 hektare.Menurut Kadis Pertanian dan Kehutanan KBB Ida Nurhamida pada sebuah wawancara di bulan Februari 2011, "Masyarakat perlu dilibatkan. Kesadaran masyarakat berpartisipasi aktif dalam kegiatan konservasi memiliki peran strategis."