Setelah bencana alam terjadi, salah satu kebutuhan yang sangat mendesak untuk disediakan adalah makanan bagi para korban. Pemberian makanan yang tepat, cepat dan dengan nutrisi lengkap sangat penting demi menunjang aktivitas para korban sehingga dapat memulihkan kondisi kesehatan dan mengurangi dampak negatif pasca bencana.Pangan fungsional, salah satunya adalah biskuit, merupakan jawabannya. Pembuatan bahan pangan ini bisa menggunakan bahan dasar yang mempunyai aktivitas fisiologis dengan memberikan efek positif bagi kesehatan. Salah satunya adalah biskuit tinggi energi yang dibuat oleh Pendi Setyawan, mahasiswa fakultas pertanian Universitas Brawijaya, Malang."Biskuit tinggi energi yang dibuat ini menggunakan bahan dasar ubi jalar ungu," kata Pendi saat mempresentasikan laporannya di kompetisi ilmiah yang diselenggarakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Pendi menyebutkan, komposisi bahan dalam pembuatan biskuit tinggi energi tersebut antara lain adalah 60 gram tepung ubi jalar ungu, 15 gram tepung wortel, 10 gram tepung terigu, 20 gram tepung tempe, 2 sendok makan minyak ikan, 50 gram margarin, 50 gram gula rendah kalori, 10 gram kuning telur, 2 gram bayam yang telah dihaluskan dan 20 gram air.Dari hasil komposisi tersebut, kata Pendi, ia berhasil membuat biskuit tinggi energi yang mengandung 22,19% protein, 4,33% serat, 18,48 lemak dan 55,60% karbohidrat. "Total energi yang terkandung dalam biskuit energi tinggi ini mencapai 5053,82Kkal/Kg," jelasnya lagi.Selain menemukan biskuit energi tinggi dari bahan ubi jalar tersebut, Pendi juga membuat mekanisme pendistribusian makanan tersebut bagi para korban bencana alam. (Sumber: LIPI)