Prosesi Pernikahan Kerajaan Melestarikan Budaya Yogya

By , Selasa, 18 Oktober 2011 | 10:05 WIB

Puncak prosesi pernikahan GKR Bendara dan KPH Yudanegara yang berlangsung hari ini, Selasa (18/10), dianggap mampu menggerus arus modernisasi yang telah hadir di Yogyakarta. Prosesi panggih sebagai acara puncaknya telah menjadi bukti tradisi budaya Keraton Yogyakarta yang terpelihara hingga sekarang.

"Prosesi panggih Keraton Jogja sangat agung dan menjadi bukti pelestarian budaya Yogyakarta," ujar Menpora Andi Malarangeng, setelah memberikan ucapan selamat pada mempelai.

Prosesi panggih adalah prosesi bertemunya kedua pengantin, setelah dua hari mereka menjalani prosesi adat di dua tempat yang berbeda. Prosesi ini menjadi simbolisasi pertemuan sakral dalam sebuah ikatan perkawinan agar kehidupan berkeluarga kelak memperoleh jalan yang terbaik.

Koordinator Prosesi Pernikahan KRT Yudahadiningrat menuturkan, prosesi ini diawali dengan ijab kabul oleh pengantin pria di Kagungan Dalem Masjid Penepen pada pukul 07.15. Dengan ditemani adik-adik Sultan HB X, pengantin pria menjalani prosesi doa dan pengesahan pernikahan oleh Kangjeng Raden Penghulu. Usai ijab kabul inilah, prosesi panggih dilangsungkan.

Prosesi ini diawali dengan bertemunya kedua pengantin dari dua tempat yang berbeda. Untuk pengantin putri dari Sekar Kedaton, sedangkan pengantin pria dari Bangsal Kesatrian. Selanjutnya pengantin saling melempar gantal atau daun sirih. Kemudian pengantin putri mencuci kaki pengantin pria lalu dilanjutkan dengan prosesi pondhongan. Prosesi pondhongan ini dilakukan oleh pengantin pria dan GBPH Suryamentaram yang mengangkat pengantin wanita.

Berakhirnya upacara panggih ditandai dengan berjalannya kedua pengantin beserta orang tua menuju tempat untuk menerima ucapan selamat. Tamu undangan yang mencakup para menteri, para duta besar, dan para pejabat lainnya tampak terbuai dalam suasana kental adat Jawa.

Dan pada malam harinya, akan diadakan lagi resepsi di Bangsal Kepatihan Yogyakarta dengan sajian tarian khas Yogya seperti tari Bedoyo dan tari Lawung Ageng.

Sementara pada sore hari ini juga, kedua pengantin akan menjalani prosesi kirab kereta dari Alun-Alun Utara menuju Bangsal Kepatihan. Kirab ini akan disaksikan oleh warga Yogyakarta sembari dimeriahkan dengan 200 angkringan gratis.