Sejumlah peneliti menyebutkan bahwa gletser di dataran Qinghai, China dan kawasan Tibet mencair dengan kecepatan yang lebih tinggi, akibat pemanasan global. Menurut pakar, sebuah bagian dari gletser, yang menjadi sumber air utama sungai terbesar di negeri itu yakni Sungai Kuning dan Lancang, telah mencair di kawasan seluas 2.400 kilometer persegi.Menurut pemaparan Li Xiaonan, pakar dari Three-River Headwaters Office, Qinghai, salah satu bagian dari 80 gletser yang ada di sekitar kawasan Ameye Ma-Chhen, yang menjadi sumber air utama Sungai Kuning, sungai terpanjang kedua di China, menyusut sangat cepat. “Saat ini kita masih bisa melihat Ameye Ma-chhen dari pesawat. Tetapi kami khawatir bahwa kit tidak akan melihat gletser ini di sana dalam 10 tahun ke depan,” kata Xiaonan.Cheng Haining, senior engineer dari biro pemetaan dan survey di provinsi tersebut menunjukkan bahwa sekitar 5,3 persen atau sekitar 70 kilometer persegi dari gletser yang ada di hulu Sungai Yangtze, sungai terpanjang di China yang mencapai 6.300 kilometer, juga telah mencair selama 3 dekade terakhir. Ia pun mengatakan, pencairan gletser yang terjadi saat ini ada kaitannya dengan perubahan iklim.Xin Yuanhong, senior engineer dari Qinghai Hydrography and Geology Study Center menyebutkan bahwa mencairnya gletser ini akan berpotensi menimbulkan kekurangan air dan bahkan keringnya sungai tersebut. Selain itu, akan ada bencana ekologi lain seperti pergeseran kawasan dataran basah dan terbentuknya gurun. (Sumber: Xinhua, Med India)