Mereka menggunakan peralatan yang disebut dropcams, yaitu sebuah kamera bawah laut yang dilengkapi fitur video (HD) dan lampu yang berada dalam bahan gelas. Peralatan ini mampu bertahan di lingkungan laut yang bertekanan tinggi.
Lisa Levin, Direktur Scripps Center for Marine Biodiversity and Conservation menjelaskan, xenophyophores adalah salah satu individu sel tunggal terbesar, kadang tumbuh hingga 10 sentimeter. Studi lanjutan pun mengindikasi bahwa xenophyophores dapat mengakumulasikan timbal, uranium, dan merkuri sehingga dianggap resisten terhadap logam berat dosis tinggi.
Xenophyophores sangat cocok hidup di tempat yang gelap, bersuhu rendah, dan bertekanan tinggi seperti di kedalaman lautan. Tak mengherankan amuba tersebut ditemukan hampir 10,6 kilometer di bawah permukaan laut.
"Amuba raksasa yang mengagumkan itu bisa beradaptasi dengan sangat baik di lingkungan ekstrem, tetapi pada saat yang sama sangat rentan dan tidak banyak dipelajari. Identifikasi sel raksasa di lingkungan laut terdalam ini membuka habitat baru bagi studi biodiversitas dan adaptasi lingkungan ekstrem," tuturnya dikutip Fox News, Jumat (21/10) lalu.