Waspadai Penyakit Trigeminal Neuralgia

By , Senin, 31 Oktober 2011 | 08:49 WIB

Bila Anda tiba-tiba merasakan wajah seperti terkena sengatan listrik atau ditusuk-tusuk, atau gigi terasa linu sesaat dan berulang-ulang, jangan buru-buru datang ke dokter gigi apalagi minta dicabut. Sebab mungkin saja Anda tengah mengalami penyakit langka yaitu trigeminal neuralgia. Penyakit ini adalah gangguan pada saraf wajah atau saraf kepala yang kelima.

Trigeminal neuralgia atau nyeri saraf adalah nyeri yang terjadi di daerah nervus (saraf) trigeminus. Disebut trigeminus karena memiliki tiga cabang, yaitu ophthalmic branch (melayani daerah mata dan dahi), maxillary branch (melayani daerah pipi, rahang atas dan gigi atas), dan mandibular branch (melayani daerah rahang bawah dan gigi bawah). Ketiga cabang ini mengumpul di satu kumpulan sel saraf yang disebut ganglion trigeminus yang seterusnya akan berlanjut ke dalam batang otak.

Karena memiliki tiga cabang, rasa nyeri ini bisa menjalar ke daerah yang dipersarafinya. Ada yang merasakan nyeri di dahi, mata, gigi, kulit wajah, pipi ataupun lidah. Rasa nyeri setiap orang yang terkena penyakit ini berbeda-beda letaknya. 


Spesialis Saraf dari RS Siloam Kebon Jeruk, dr. Antonius Adinatha mengatakan, rasa nyeri ditimbulkan karena adanya persentuhan saraf tersebut dengan pembuluh darah. Persentuhan pembuluh darah disebabkan karena letak pembuluh darah yang berdekatan dengan saraf tersebut.

"Persenggolan menyebabkan iritasi pada saraf yang mencetuskan timbulnya cetusan-cetusan listrik yang dirasakan sebagai nyeri kesetrum atau ditusuk-tusuk, seolah-olah berasal dari kulit wajah atau dari gigi,"  papar dr. Antonius.

Tak hanya disebabkan oleh persentuhan pembuluh darah, 10-15 % trigeminal neuralgia disebabkan pula karena saraf tertekan oleh penyakit lain seperti tumor atau massa lain dan kerusakan saraf karena multiple sclerosis (peradangan pada otak dan sumsum tulang belakang karena autoimun).

"Penyakit ini tidak ada hubungannya dengan sakit gigi. Pasien hanya seolah-olah merasakan penyakit seperti ini sakit gigi," katanya.

Penyakit ini tidak banyak ditemukan. Prevalensi penyakit ini diperkirakan sekitar 107,5 pada pria, dan 200,2 pada wanita per satu juta populasi. Penyakit ini lebih sering terjadi pada sisi kanan wajah dibandingkan sisi kiri, dengan rasio 3:2. Kurang lebih 10% kasus ini terjadi sebelum usia empat puluhan.

Jenis penyakit ini tergolong susah penyembuhannya. dr. Antonius mengatakan, pengobatan yang dilakukan saat ini adalah dengan obat, penyuntikan, dan penyinaran dengan alat modern dan operasi. Obat yang diberikan hanya berfungsi untuk memblok rasa nyeri tanpa mematikan saraf sehingga obat ini memang harus dikonsumsi seumur hidup bila penderita tak  ingin merasakan nyeri.

Sementara itu, untuk penyuntikan dan penyinaran berfungsi untuk mematikan saraf. Ketika saraf dimatikan, rasa sakit memang hilang. Tindakan ini tidak menganggu saraf lain, namun penderita akan bisa merasakan mati rasa  pada daerah yang mati sarafnya. Untuk penyuntikan harus dilakukan tepat di bagian saraf yang sakit, kalau tidak rasa nyeri pun akan tetap ada.

dr. Antonius menambahkan, karena penyakit ini intensitasnya berat, "tidak heran bila penderitanya sering kali ingin bunuh diri."