Anak-anak yang masih di bawah umur banyak yang memalsukan identitas mereka agar bisa mendaftarkan diri ke Facebook. Dan ternyata hal itu dilakukan atas sepengetahuan orang tua atau pengasuh mereka.
Hal tersebut terungkap dalam survei yang dilakukan bersama antara Microsoft Research dengan komunitas akademik Amerika Serikat. Sedikitnya 1.007 orang tua dan pengasuh anak usia 10 sampai 14 tahun.
Lebih dari 70% responden survei mengaku percaya bahwa dalam keadaan tertentu adalah baik-baik saja jika anak mereka mendaftarkan diri ke sebuah layanan meski tidak memenuhi persyaratan usia.
Para orang tua yang anaknya terdaftar di Facebook, 72% mengaku bahwa anak mereka gabung di layanan jejaring sosial saat usia mereka masih di bawah 13 tahun. Bahkan 68% sampai 78% orang tua yang mempunyai anak usia 10 sampai 12 tahun mengaku bahwa merekalah yang membantu anak-anak mereka membuat akun Facebook.
Hasil survei mengindikasikan setengah dari orang tua dan pengasuh yang disurvei merasa baik-baik saja jika anak mereka melanggar batasan umur asalkan hal itu dilakukan di bawah pengawasan orang tua. "Akan tetapi, mereka melakukan itu dengan mempertaruhkan privasi anak mereka dan risiko perilaku tidak etis bahkan berpotensi melanggar hukum."
Situs-situs layanan jejaring sosial seperti Facebook biasanya menetapkan batasan usia minimal 13 tahun untuk bisa bergabung. Hal itu lantaran undang-undang perlindungan privasi online anak yang berlaku di Amerika Serikat, yaitu Children's Online Privacy Protection Act (COPPA), mengharuskan pengelola situs untuk mendapatkan persetujuan orang tua sebelum membuat akun untuk anak-anak di bawah usia 13 tahun.
"Daripada membuat mekanisme untuk mematuhi peraturan tersebut, Facebook dan situs populer lainnya memilih untuk menghindar dari kewajiban dengan melarang semua anak di bawah 13 tahun melalui kontrak ketentuan layanan yang harus dipatuhi oleh pengguna baru," tulis pernyataan dalam laporan hasil survei.
Survei sejenis yang dilakukan organisasi seperti Pew Research juga menunjukkan bahwa saat ini ada jutaan anak bawah umur tergabung di Facebook.
"Kami jadi tergerak untuk bertanya apa sebenarnya yang orang tua ketahui tentang keikutsertaan anak bawah umur di Facebook. Data kami menunjukkan bahwa banyak orang tua secara sadar mengijinkan anak-anak mereka berbohong tentang umur mereka, dan faktanya malah membantu mereka melakukan hal tersebut."
Saat ditanyai alasan situs-situs sosial media memberlakukan batasan usia, kebanyakan responden menjawab "tidak tahu." Responden lain ada yang menjawab "karena layanan tersebut lebih ditujukan untuk orang dewasa" ada juga yang menjawab "karena konten dan bahasanya dewasa" dan "untuk melindungi anak-anak dari aksi yang menyesatkan." (Sumber: NewsFactor)