Kepala Puslit Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Dr. Siti Nuramaliati Prijono prihatin dengan menurunnya biodiversitas atau keragaman hayati makhluk hidup di Sungai Ciliwung. Pasalnya, dalam rentang waktu 1910-2009, 92 persen ikan di sana dinyatakan punah, sementara untuk mollusca, udang, dan kepiting yang punah sekitar 66,7 persen.
Hasil penelitian ini diperoleh dengan menganalisis data biodiversitas Ciliwung di tahun 2009 dan membandingkannya dengan rujukan data tahun 1910.
Siti mengambil kesimpulan, Ciliwung mengalami tekanan akibat aktivitas manusia yang tinggal di sekitarnya. "Mulai punah sejak manusia banyak tinggal di sekitar Ciliwung. Lalu, karena muncul polusi dari berbagai limbah, Ciliwung menjadi seperti tempat sampah terpanjang," paparnya, Selasa (15/11).
Salah satu jenis yang punah adalah lele yang berukuran besar mirip lele dumbo. Sangat disayangkan karena lele bisa menjadi sumber protein bagi masyarakat.
Sejauh ini, LIPI belum melakukan penelitian terhadap organisme lain seperti bulus, kura-kura, serta ular sehingga belum diketahui penurunan biodiversitas satwa tersebut di Ciliwung saat ini.
Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan, agar paling tidak ada upaya pencarian sumber makanan untuk konsumsi bisa mempertimbangkan populasi spesies tertentu di alam. (Sumber: LIPI, Kompas)