Peneliti dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) berhasil mengembangkan batu bata dari limbah industri yang kuat bertahan terhadap ancaman gempa bumi. Tak hanya kuat, batu bata ini juga diklaim merupakan teknologi yang ramah lingkungan. Ketua Tim Peneliti, Agus Setyo Muntohar menjelaskan, proses pembuatan batu bata tersebut berbeda dengan batu bata biasanya. Batu bata ramah lingkungan tersebut tidak memerlukan proses pembakaran seperti batu bata biasanya. Ada tiga jenis batu bata yang dikembangkan yaitu UMY-brick 1 dan UMY-brick 2 yang berasal dari limbah agroindustri, serta UMY-brick 3 yang berasal dari industri knalpot. "Batu bata ini diproduksi tanpa proses pembakaran, berat unit ringan, dan memiliki kekuatan lebih tinggi dibanding bata bakar biasa, serta kepadatannya yang ringan," paparnya. Menurut Agus, batu bata ini sangat sesuai dengan wilayah Indonesia yang beresiko terhadap gempa bumi. Batu bata ini memenuhi syarat SNI-03-0389-1989 sebagai batu bata kelas A2. Dengan demikian batu bata ini dapat digunakan sebagai bahan bangunan non struktural yaitu untuk dinnding tembok dan pagar. Penelitian yang dimulai sejak awal tahun 2011 ini, diharapkan dapat dikembangkan dan berguna bagi masyarakat luas.