Biota Segara Anakan Tidak Layak untuk Dikonsumsi

By , Rabu, 30 November 2011 | 21:32 WIB

Pakar kimia lingkungan asal Universitas Paul Cezanne Aix Marseille, Prancis, Professor Pierre Doumeng menyatakan bahwa ikan serta biota laut lain di Segara Anakan Cilacap, Jawa Tengah tidak layak dikonsumsi. Pencemaran limbah pabrik kilang minyak dan industri besar dituding sebagai penyebabnya. "Pengelola industri kilang minyak dan limbah pabrik besar yang berada di bengawanan Donan Segara Anakan harus terbuka mengenai berapa besar limbah buangan ke kawasan tersebut, karena ditinjau secara teknis dan teoretis maka ikan dan biota laut yang hidup sekitar pabrik kilang minyak dan pabrik lain di kawasan itu sudah tidak layak dikonsumsi manusia," tutur Prof. Pierre di Fakultas Ekonomi Unsoed, Selasa (22/11).

Padahal warga masyarakat di sekitar bengawanan Donan kawasan Segara Anakan seringkali menangkapi ikan, kerang, dan kepiting di segara karena mereka butuh makan.

Sedangkan pabrik yang melakukan pencemaran, imbuh Pierre, masih dibutuhkan pula. Pabrik kilang itu memproduksi minyak untuk kepentingan rakyat. Demikian halnya dengan industri semen yang produksinya sangat dibutuhkan masyarakat. "Sulit untuk menyalahkan pabrik, sekarang yang dibutuhkan dalam kasus ini adalah keterbukaan industri mengenai berapa besar limbah berbahaya yang dibuangnya," tegasnya lagi. Prof. Pierre meminta pabrik-pabrik yang telah mencemari lingkungan untuk bekerja bersama-sama memperbaiki lingkungan yang telah ada. Karena kerugikan lingkungan, akibat pembuangan limbah minyak, akan berdampak pada kematian biota laut yang dampaknya akan dirasakan 30 tahun mendatang. Sementara Dr. Agung Dhamar Syakti dari Progaram Studi Ilmu Kelautan Jurusan Perikanan Kelautan Fakultas Sains dan Teknik Universitas Jenderal Soedirman, yang kini tengah melakukan penelitian lanjutan mengenai bioremidiasi di Segara Anakan berkata, limbah domestik yang terakumulasi sudah masuk ke laguna ini. "Aneka limbah, minyak dan industri lainnya. Masuk melalui sungai yang mengaliri 11 buah kabupaten baik dari Jawa Barat maupun Jawa Tengah." Ia berharap penelitian itu bisa menghasilkan rekomendasi kepada pemerintah untuk membuat kebijakan tentang penanganan limbah domestik. Bersama Prof. Pierre juga, pihaknya tengah melakukan penelitian secara mendalam dampak pencemaran di kawasan Segara Anakan.