AS Didesak Ikut Serta Kampanyekan Perubahan Iklim

By , Kamis, 1 Desember 2011 | 13:56 WIB

Presiden Amerika Serikat Barack Obama didesak mengubah posisi negaranya dalam hal perubahan iklim. Selama ini AS dianggap sebagai salah satu negara penghasil polutan terbesar di dunia namun enggan meratifikasi Protokol Kyoto untuk mengatasi pemanasan global. Desakan ini muncul dari 16 pemimpin kelompok lingkungan, salah satunya Sierra Club. Kelompok ini merupakan kelompok massa terbesar yang menyoroti masalah lingkungan di AS. Dalam surat yang disampaikan pada Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton, Sierra Club menyatakan jika Obama sudah menjanjikan perubahan sikap AS ketika kampanye pemilu Presiden berlangsung di tahun 2008."Tapi tiga tahun kemudian, Amerika dianggap bukan sebagai pemimpin dunia dalam perubahan iklim. Namun dianggap sebagai penghalang besar dalam kemajuannya," demikian bunyi surat yang disampaikan pada Menlu Clinton.Desakan lain muncul dari gerakan Kampanye Etik Iklim (CEC). Dalam pendapatnya, CEC menilai AS memiliki kewajiban moral sebagai  pemilik tonggak sejarah terbesar di dunia untuk mengurangi efek rumah kaca. Hal ini disampaikan CEC lengkap dengan tanda tangan 1200 orang termasuk dari para pemimpin bisnis dan aktivis."Masyarakat di seluruh AS khawatir dengan pemanasan global. Tapi kemajuan (penanggulangannya) tertahan karena Pemerintah kita terus berdebat mengenai perbedaan pandangan ekonomi dan ilmu pengetahuan," ujar Bob Dopplet sebagai koordinator CEC. (Sumber: The Guardian)