Satu peleton tikus pencium bom sedang dalam tahap akhir pelatihan. Mereka punya misi untuk membantu Kolombia pulih dari konflik yang telah berlangsung selama beberapa dekade, Konflik membuat negeri itu menjadi ‘ladang’ ranjau darat yang jumlahnya nyaris tak terhingga serta menyebabkan ratusan orang tewas atau terluka setiap tahunnya. Tikus sendiri digunakan karena mereka memiliki bobot tubuh yang ringan dan kemungkinan tidak akan memicu meledaknya ranjau saat mereka mengendus bau-bauan spesifik dari logam yang digunakan saat memproduksi ranjau tersebut.Selain mencium, tikus-tikus itu juga dilatih untuk mampu merespon perintah suara yang bertujuan untuk memandu mereka saat menjalankan tugas-tugas. Para ilmuwan pemerintah telah berupaya untuk melatih 5 generasi tikus dan mengembangkan tikus yang siap bertugas. Bila tidak ada aral melintang, tikus-tikus ini siap diterjunkan awal tahun depan.Menurut pemerintah, ranjau darat telah disebar di 31 dari 32 provinsi yang ada di Kolombia. Ranjau itu umumnya dipasang oleh pemberontak Revolutionary Armed Forces of Colombia (FARC) dan kelompok pemberonak lainnya.“Kebalikan dari apa yang Anda saksikan di negara-negara lain yang telah menandatangani pakta Mine Ban Treaty, ranjau masih saja tetap ditanam di negara kami,” kata Luisa Fernanda Mendez, Scientific Director dari program penelitian tikus tersebut. (Sumber: Reuters)