Amerika Serikat tengah merancang panduan baru dalam undang-undang kesehatan yang melarang orang dengan dua partner seks dalam setahun untuk mendonorkan organ. Alasannya, orang dengan hubungan seperti ini memiliki organ yang beresiko untuk didonorkan. Dalam kasus ini, pendonor tersebut bisa jadi orang yang masih hidup atau sudah meninggal dunia. Menurut rancangan itu, pendonor yang memiliki hubungan poligami dalam kurun 12 bulan bisa menularkan berbagai penyakit termasuk HIV, serta Hepatitis B dan C. Usulan ini digagas oleh Pusat Kontrol Penyakit dan Pencegahan Amerika Serikat (CDC). Mereka beralasan ingin memberi suplai organ yang lebih aman dengan mencegah tranmisi penyakit secara tidak sengaja.Namun, hal ini ditentang oleh beberapa ahli transplantasi karena bisa mengurangi calon pendonor potensial. Terlebih karena di Amerika Serikat hubungan seksual termasuk bebas dilakukan, terutama di usia muda. "Dengan rancangan yang baru, tiap mahasiswa perkuliahan di Amerika mendapat resiko terbesar," kata ahli bedah dari University of Virginia, Dr Harry Dorn-Arias, Selasa, (6/12).Selain itu kekhawatiran terjadi ketika pendonor ingin memberikan organ pada anggota keluarga. Sebab, mereka akan diberi pertanyaan bersifat pribadi yang akhirnya diketahui oleh keluarganya itu.Sebagai contoh, jika ada seorang anak yang ingin memberi donor hati pada orang tuanya. Namun, karena malu dengan pertanyaan 'Dengan berapa orang Anda berhubungan seks tahun ini?' membuat si pendonor terpaksa berbohong. "Pilihannya antara Anda bilang 'tidak pernah' atau Anda bohong," kata Dorn-Arias lagi.Tapi, wakil dari CDC beralasan jika usulan ini membantu pasien karena tahu sesehat apa organ yang baru dimasukkan ke tubuhnya. CDC juga mengklaim jika usulan ini tidak akan melarang seseorang untuk mendonorkan organnya. Hanya saja mereka harus melalui pengawasan dan pengujian lebih.Tiap tahunnya ada 28 ribu organ yang ditransplantasi di AS. Namun, ini tidak sebanding dengan jumlah pasien yang masuk daftar tunggu transplantasi yang mencapai 112 ribu orang. (Sumber: Daily Mail).