Para dokter hewan di Alaska, Amerika Serikat, heran. Sejak Juli lalu sudah hampir 200 ekor anjing laut kutub bercincin (Pusa hispida) mati di kawasan itu. Diperkirakan, penyakit ini serupa dengan wabah yang menyerang anjing laut tersebut di kawasan Kanada dan Rusia.Gejalanya, anjing yang terkena penyakit itu mengalami kerontokan rambut. Selain itu, borok atau bisul juga muncul di kulit serta siripnya. Dari pemeriksaan dalam, diketahui pula terdapat luka di paru-paru, hati, jantung, serta otak mereka.“Kami tidak tahu apa penyebabnya,” kata Julie Speegle, juru bicara dari kantor US National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), Alaska. Ia menambahkan, dari pemeriksaan yang dilakukan, kematian anjing laut tersebut bukanlah disebabkan oleh virus yang membunuh ratusan anjing laut di Eropa tahun 1988 lalu.Sejauh ini, para dokter hewan tengah melakukan pemindaian terhadap adanya virus, bakteri, atau jamur lain yang kemungkinan menyerang spesies tersebut. Faktor lain seperti ganggang ataupun racun yang menyebar juga diamati.Parahnya, penyakit ini juga kemungkinan telah menyebar ke spesies lain termasuk anjing laut berbintik, anjing laut berjanggut, serta beruang laut. NOAA juga telah mengeluarkan peringatan bagi para pemburu untuk tidak memakan anjing laut yang sakit demi mencegah penyebaran penyakit tersebut ke manusia. (Sumber: NewScientist)