UGM Beri Sultan HB X Gelar Doktor Honoris Causa

By , Rabu, 14 Desember 2011 | 09:19 WIB

Universitas Gadjah Mada akan menyerahkan gelar doktor honoris causa kepada Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X pada puncak  perayaan Dies Natalis UGM ke-62, Senin (19/12). Tak hanya pada Sultan HB X, akan diberikan pula anugrah HB IX Award bidang kebudayaan kepada Goenawan Soesatyo Mohammad. 

Kepala Bidang Humas dan Keprotokolan (HMK) UGM Drs. Suryo Baskoro, MS., mengatakan pemberian gelar doktor HC pada Sri Sultan HB X didasarkan atas pertimbangan penilaian naskah akademik.

Pertama, ketokohan Sri Sultan HB X yang memiliki wawasan kebudayaan yang bermanfaat bagi kemanusiaan, pembangunan berkelanjutan dan kebangsaan Indonesia. Kedua, kepemimpinan HB X yang  mampu menjembatani berbagai kelompok yang berpotensi dalam situasi kritis. Ketiga adalah praktek pengelolaan komunitas yang memberi ruang pada kelompok yang terpinggirkan.

Pertimbangan lainnya adalah Sultan dianggap mampu merajut ke-Indonesian di Yogyakarta melalui kebudayaan. Selain itu, Sultan juga dinilai berhasil dalam pengelolaan lingkungan berbasis budaya. Serta menginisiasi restorasi Indonesia dalam berbagai bidang yang berbasis kebudayaan.

“Dukungan beliau pada pendidikan di UGM dan PTS di Yogyakarta juga sangat bagus.  Ketokohan beliau dalam merajut kerjasama internasional dan keteladan yang besar dalam pengelolaan konflik juga melekat dalam dirinya,” katanya.

Suryo menyebutkan, Sri Sultan HB X merupakan tokoh ke-21 yang pernah menerima gelar doktor HC dari UGM. Sebelumnya gelar serupa pernah diberikan pertama kali kepada presiden Soekarno tahun 1951, Mohamad Hatta, Raja Thailand Bhumibol Adulyedey, Kepala Negara Kamboja Norodhpm Sihanoek, Sultan Brunei Hasanal Bolkiah, dan penyair WS Rendra.

Sekretaris Eksekutif (SE) UGM Drs. Djoko Moerdiyanto, M.A., menambahkan,  disamping penyerahan gelar doktor HC, akan diserahkan anugerah HB IX award yang tahun ini jatuh kepada budayawan Gunawan Mohammad. Pemilihan GM, panggilan untuk Gonawan Mohhammad, merupakan hasil usulan masyarakat yang diseleksi oleh Majelis Guru Besar (MGB) UGM.

“Sebagai sastrawan dan jurnalis, GM tidak diragukan integritasnya sebagai jurnalis yang independen,” katanya. Dirinya menambahkan  setelah menerima award,  GM akan membacakan orasi budaya yang berlangsung di keraton Yogyakarta.