Indonesia Masih Ragukan Teknologi Pesawat Nirawak

By , Minggu, 25 Desember 2011 | 13:26 WIB

Pesawat nirawak atau yang lebih dikenal dengan Unmanned Aerial Vehicle (UAV) masih diragukan oleh pemerintah Indonesia. Pernyataan ini diungkapkan oleh ahli UAV Indonesia, Endri Rachman dalam "Seminar Nasional Unmanned Aerial Vehicle (UAV) dan Aplikasinya" yang bertempat di Institut Teknologi (IT) Telkom, Bandung. Seminar yang berlangsung pada hari Sabtu (24/12) ini mengupas mengenai keadaan teknologi UAV di Indonesia dan juga teknologi yang digunakannya. "UAV di Indonesia itu belum dikenal oleh masyarakat luas karena beberapa faktor yang mempengaruhi, tapi faktor utama adalah perhatian pemerintah," ungkap Endri. "Untuk masalah sumber daya manusia tidak ada masalah, hanya pemerintah tidak mendukung secara pendanaan untuk riset kita," tambahnya.Endri menyatakan bahwa praktisi dan pemerintah bagaikan telur dan ayam. Di satu sisi, pemerintah meminta para praktisi untuk menciptakan UAV versi militer, tapi di sisi lain pemerintah tidak mendanai riset tersebut, jadi tidak ada hubungan yang sinergis dari kedua belah pihak. Tidak adanya komunikasi mengenai UAV bukan hanya dari segi ekonomi, dari segi sistem dan teknologi pun pemerintah tidak memberikan kepercayaan. "Jadi, bukan masalah bisa atau tidak, tapi apakah pemerintah mau atau tidak," tegas Endri saat seminar yang diadakan oleh Grup Robot Indonesia ini.Mahasiswa IT Telkom, M Aditya Sumardi berpendapat serupa dengan Endri. Dirinya menyatakan kekecewaan kepada pemerintah atas dukungan yang minim kepada teknologi-teknologi anyar yang sangat berguna bagi negara. "Di Indonesia banyak teknologi yang luar biasa dengan ahli yang mumpuni, sayang tidak didukung penuh oleh pemerintah, baik dari masalah pendanaan dan pendidikan," ungkapnya.Dari siaran pers oleh Grup Robot Indonesia disebutkan bahwa seminar ini bertujuan untuk memperkuat sosio-nasionalisme roboticist seluruh Indonesia. Juga mempublikasikan bahwa Indonesia memiliki teknologi UAV yang berkualitas dunia. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan, pemerintah dan masyarakat lebih menghargai kinerja roboticist di Indonesia. Ketua Grup Robot Indonesia, Adiatmo Rahardi mengatakan, "Untuk selanjutnya kami fokus untuk mewadahi kegiatan roboticist di Indonesia dulu."