Gajah-gajah di Bali Safari and Marine Park berperan besar dalam pelestarian sumber daya alam. Pasalnya, gajah-gajah ini menghasilkan kotoran yang diubah menjadi kertas berkualitas.Proyek perubahan kotoran menjadi kertas ini dipelopori mantan petugas kebun binatang Australia, Tim Husband. Ia melihat jika kotoran gajah yang penuh dengan serat bisa dijadikan kertas dengan cara memberi makan 180 kilogram rumput per hari ke setiap gajah.Makanan sebanyak ini menghasilkan 100 kilogram kotoran per hari. Dengan bantuan warga sekitar, tiap tumpukan kotoran ini diubah menjadi 15 lembar kertas berkualitas. Hal ini bisa dilakukan karena sistem pencernaan gajah yang berbeda. Mereka tidak menghancurkan seluruh rumput yang mereka makan seutuhnya. Tapi meninggalkan serat tinggi yang keluar bersama kotoran. Karena serat adalah bahan utama pembuatan kertas, maka dimungkinkan-lah pembuatan kertas dari kotoran ini.Namun, proses pembuatannya memang agak menjijikkan buat masyarakat awam. Dimulai dari pengumpulan kotoran gajah untuk kemudian direbus dan dicuci. Proses ini dilakukan berulang hingga kotoran itu kehilangan separuh dari bobotnya.Setelah pencucian, tumpukan serat ini kemudian berubah menjadi bubur yang akhirnya dibentuk menjadi kertas. Setelah dikeringkan, kertas yang tidak berbau ini siap digunakan. Proses daur ulang ini bahkan bukan cuma bisa dihasilkan dari gajah. Tapi dari hewan apa pun yang memakan serat seperti kuda, rusa, panda, domba, dan kangguru. Bahkan di tahun 2005, sebuah perusahaan kertas di Tasmania, Creative Paper Tasmania, berencana menggunakan kotoran kangguru menjadi alat tulis. Ide pembuatan kertas dari kotoran ini bisa digunakan untuk menyelamatkan pohon dan lingkungan. Selama ini pohon sebagai bahan utama kertas semakin tidak terkendali penebangannya. Menurut Ecology Global Network, konsumsi dunia soal kertas meningkat 400 persen dalam 40 tahun terakhir. Mengakibatkan ditebangnya 4 miliar pohon atau 35 persen dari pepohonan di seluruh dunia. (Sumber: International Bussines Time)