Meningkatnya curah hujan sejak Selasa (27/12) mengakibatkan banjir lahar dingin melanda Ternate, Maluku Utara. Sapuan banjir lahar dingin dari endapan material erupsi Gunung Gamalama itu sudah menerjang Desa Tubo, Desa Tofure serta wilayah sepanjang Sungai Togorara sampai ke laut. Gunung Gamalama saat ini ditetapkan pada status Siaga (level III).
Menurut laporan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana pusat, ada tiga orang tewas terseret banjir dan tujuh orang mengalami luka-luka. Banjir lahar telah menyebabkan pula puluhan rumah serta fasilitas umum rusak. Pendataan kerugian material masih dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku Utara dan Kota Ternate.
BPBD bersama dengan instansi terkait juga melakukan upaya penanganan darurat di lokasi bencana, termasuk terus koordinasi dengan PVMBG Badan Geologi untuk pengamatan Gunung Gamalama.
Evakuasi terhadap warga yang rumahnya diterjang lahar dingin pun langsung dijalankan. Pos-pos penampungan pengungsi korban banjir, yang kini berjumlah kurang lebih 3.000 jiwa, berada di sejumlah tempat seperti di bekas kantor Gubernur Maluku Utara dan aula sekolah.
Kepala BPBD Kota Ternate, Jimmy Brifing, mengatakan bahwa Pemerintah Kota Ternate sedang memprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan dasar pengungsi, seperti bahan makanan dan selimut. “Langkah yang diambil adalah langkah siaga dan tanggap darurat,” ujarnya.
(Sumber: BNPB, Tempo Interaktif, Kompas)