Mitos di Vietnam Picu Perburuan Cula Badak

By , Jumat, 13 Januari 2012 | 11:15 WIB

Meski sudah dilindungi payung hukum, perburuan cula badak Afrika masih menunjukkan peningkatan. Data terbaru yang dirilis World Wildlife Fund (WWF) menunjukkan Afrika Selatan kehilangan 448 badak akibat perburuan sepanjang tahun 2011. Dari jumlah ini, 19 badak di antaranya adalah badak hitam yang memang sudah terancam punah.Secara keseluruhan, jumlah badak yang mati karena perburuan tahun 2011 meningkat tajam dibanding tahun 2010. Saat itu, badak yang mati mencapai 333 ekor, naik tiga kali lipat dibanding jumlah kematian badak akibat perburuan di tahun 2009. Salah satu faktor utama perburuan ini adalah tingginya permintaan cula badak di Asia, terutama di Vietnam. Di negara ini, cula badak dianggap sebagai benda mewah perlambang gengsi dan kekayaan serta pengaruh mitos dianggap sebagai penyembuh kanker dan obat perangsang."Cula badak meraih popularitas di antara orang kaya Vietnam dan pebisnis yang biasanya memberikannya sebagai hadiah atau sebagai alat untuk meminta bantuan politik," kata Tom Milliken dari ahli perdagangan badak, TRAFFIC, dalam rilis WWF, Kamis (12/1).Padahal dalam tradisi obat China, tak ada bukti jika cula badak bisa mengobati kanker. Selain itu, cula badak juga tidak pernah digunakan sebagai obat perangsang untuk hubungan suami-istri.Pertumbuhan kematian badak ini membuat Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) memaksa Vietnam lebih tegas dalam membatasi perdagangan bagian tubuh badak. "Sejauh ini kami belum melihat jika Vietnam merespon peraturan dari CITES," kata analis perdagangan liar WWF, Dr Colman O Criodain.Oktober 2011 lalu, WWF menyatakan jika badak di Vietnam sudah punah. Badak Jawa terakhir yang ada di negara itu sudah dibunuh dan culanya dipotong. (WWF).