KTT Energi Masa Depan Dunia / World Future Energy Summit (WFES) 2012 yang berlangsung tanggal 16-19 Januari di Abu Dhabi digelar dalam rangka mempertemukan lebih dari 60 orang kepala negara, ilmuwan, dan para investor. Mereka berembuk guna membahas tantangan seputar kebijakan energi serta strategi pengembangan solusi energi terbarukan.
Dalam pidato pembukanya, Senin (16/1), Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengatakan bahwa 2012 dicanangkan sebagai tahun internasional energi terbarukan untuk semua (Sustainable Energy for All Initiative). "Ini merupakan waktu yang tepat," ujarnya.
Ki-moon meminta pemerintah-pemerintah dunia, sektor privat, serta masyarakat sipil untuk secara aktif mendukung inisiatif ini. Sehingga ditargetkan pada 2030, semua penduduk dunia telah menggunakan energi dari sumber-sumber terbarukan.
Tiga sasaran yang disebutkannya untuk meraih pencapaian tersebut adalah perluasan akses pelayanan energi modern yang tanpa terkecuali, penggandaan tingkat efektivitas energi, serta penggandaan porsi energi terbarukan di dalam strukturisasi global energy mix.
Ia menuturkan, aksi positif yang diambil di seluruh dunia akan mendorong petumbuhan ekonomi global yang berkelanjutan. Serta meringankan risiko akibat perubahan iklim dan juga bermanfaat untuk mewujudkan target pemerataan energi yang berkelanjutan bagi setiap orang.
Sementara Perdana Menteri China, Wen Jiabao, turut menyampaikan imbauan bagi setiap negara dunia untuk meningkatkan aksi dalam mengembangkan energi baru ini serta mengatasi persoalan energi terbatas. Wen menyatakan pencapaian China dalam bidang penghematan energi, pengurangan emisi, dan pengembangan energi bersih.
"Kami telah menghentikan operasi sejumlah pabrik yang tertinggal di sektor yang tinggi konsumsi energi, antara lain pembangkit tenaga listrik, industri besi baja, semen, dan aluminum elektrolitik. Sebagai gantinya, telah dioperasikan unit produksi yang dilengkapi teknologi maju," papar Wen.
Untuk hemat energi, pula menurut Wen, tidak sesederhana hanya memangkas penggunaan energi yang ada atau berkompromi dengan tingkat kualitas hidup masyarakat. "Pun yang diperlukan adalah pengetahuan dan teknologi yang cocok dipakai menaikkan daya efisiensi energi, lantas membangun siklus ekonomi nasional dengan sistem low input-high output untuk menekan konsumsi energi menjadi minimal."
(Sumber: Renewable Energy Focus, Business Green, CRI)