"Beginilah wajah China saat ini. Begitu kontras ya," ujar fotografer kawakan, Michael Yamashita, pada kami yang tengah menatap dan menikmati sejumlah karya-karya terbarunya. Salah contohnya, pembangunan menghancurkan bangunan lama, tanpa ada upaya melestarikan. Bangunan pencakar langit dengan desain modern mendominasi sejumlah wilayah ekonomi China, termasuk Shanghai. Mike—sapaan akrabnya—ramah menunjukkan contoh lain. “China membangun kereta yang menjadi salah satu kereta tercepat di dunia. Tetapi, mereka masih mengoperasikan kereta uap yang berbahan bakar batu bara. Ini energi tidak bersih ya,” jelas fotografer dan pengarang buku Marco Polo: A Photographer’s Journey dan Zeng He. Ia telah berkarya selama lebih dari 20 tahun. "Saya telah melihat banyak patung Buddha selama berpuluh-puluh tahun menjadi fotografer di Asia," kata Mike yang kami jumpai di sela kesibukannya mengisi rangkaian workshop sebuah sekolah pada 19 – 22/1 lalu. Namun, Mike begitu kagum saat menjumpai patung Buddha di Kota Leshan di Provinsi Sichuan. Patung Buddha terbesar di dunia, tingginya 71 meter. Patung ini dipahat langsung pada tebing terjal yang hampir tegak lurus dengan sungai di bawahnya. Karyanya ini dapat kita nikmati melalui National Geographic Traveler edisi Indonesia pada awal 2009. Kami mengangsurkan National Geographic Indonesia edisi Mei 2010 kepada fotografer yang telah memotret Nusantara sejak masa Orde Baru. “Apakah saya boleh menyimpannya?” katanya. Oh, tentu saja. “Saya masih ingat ini. Ini hasil penugasan mengenai jalur perdagangan teh China dan kuda Tibet,” ujar Mike berseri.