Wayang ternyata kaya dengan unsur - unsur budaya universal. Unsur budaya universal melekat dalam wujud ide atau kepengetahuan, sosial, dan fisik. Penggiat Budaya di Yayasan Kertagama Jakarta, Sri Tedy Rusdy menjelaskan, wayang mengandung tujuh isi universal yakni sistem religi, sosial, pengetahuan, ekonomi, bahasa, seni, dan teknologi.
Sistem religi dalam wayang,lanjutnya, membentang sejak sistem religi animisme-dinamisme,fetisisme,tata
alam sakral, Hindu,hingga Islam. "Bahkan sistem religi ini bisa
mengatasi konsepsi-konsepsi agama," papar Sri dalam seminar dan pagelaran
Wayang Purwa di Yogyakarta, Rabu(25/1)
Ia melanjutkan, sistem sosial dalam wayang terepresentasikan dalam
sistem tata pemerintahan dan sistem tata masyarakat. Kemampuan dalang
dalam memanfaatkan peluang sangat potensial untuk wahana kesadaran
masyarakat dalam memaknai demokrasi, egalitarianisme, dan isu-isu terkini.
Wayang pun, katanya lagi, mengajarkan masyarakat untuk menguasai pengetahuan
dan teknologi. "Kita bisa melihat cerita Gatot Koco yang bisa terbang,
Antareja yang masuk bumi,dan lainnya," tambah Sri.
Bahkan, isu gender dalam pendistribusian sistem mata pencaharian pun
juga terinspirasi oleh tokoh Srikandi, Drupadi, dan tokoh perempuan
lainnya. Sementara itu kaitannya dengan unsur bahasa, wayang pun
menggunakan bahasa multilingual. Ada bahasa Jawa kuno, Jawa baru, bahkan
bahasa asing.
Mengingat wayang kaya akan unsur budaya universal, maka wayang mampu
mengatasi persoalan global saat ini. Wayang pun dilestarikan karena
telah diresmikan UNESCO pada tahun 2003 sebagai warisan dunia. "Wayang sebagai sumber inspirasi kearifan lokal di tengah budaya kontemporer," tutup Sri.