Kemasan Terpadu Bagi Wisatawan Mancanegara

By , Selasa, 31 Januari 2012 | 14:13 WIB
()

Meski sandar tanpa bermalam di pelabuhan Yos Sudarso, Ambon (29/01) para wisatawan mancanegara yang datang bersama MV Discovery dapat menikmati citarasa lokal dan tradisional di kota ini. Paling tidak, atmosfer itu sudah terasa begitu melangkahkan kaki keluar dermaga.Setelah walikota Ambon, Richard Louhennapessy melakukan jabat tangan dengan kapten MV Discovery, Captain Neil Broomhall, giliran wisatawan yang mayoritas merupakan senior traveler atau berusia di atas 50 tahun menikmati suasana sekitar.Beberapa dari mereka, langsung larut mengabadikan beberapa tari-tarian khas Maluku, termasuk Mako-Mako dari Seram yang disajikan di awal acara. Berpotret bersama penari juga dilakukan, untuk mendokumentasikan keberadaan mereka di Ambon. Mencoba memukul tifa dan totobuang, dilakukan pula oleh sebagian pengunjung. Dengan senang hati, para seniman dari sanggar Soulutuhua Negeri Naku memberikan penjelasan dan memandu bagaimana cara memainkan kedua instrumen itu. Di luar dermaga, pada sebuah pelataran telah digelar beberapa gerai yang menyediakan cendera mata khas Maluku. Seperti aneka aksesori dari hasil budidaya mutiara, ukiran-ukiran kayu berupa topeng dan perahu layar atau disebut sebagai kole-kole dalam bahasa setempat, berbagai kaos bertuliskan ‘Ambon Manise’ sampai macam-macam tenun khas Tanimbar berupa selendang, syal bahkan kain panjang untuk busana tradisional setempat.Paling menarik tentu saja kemasannya, karena benda-benda itu tidak dipajang semata, melainkan dilengkapi proses pengerjaannya. Sebutlah gerai kain tenun yang menghadirkan peranti kerja serba kayu dan perajin tengah melakukan proses penenunan. Aktivitas ini langsung diabadikan para wisatawan dengan antusias. Sementara bagi penyuka wisata pantai atau keliling kota, sudah tersedia beberapa paket perjalanan menggunakan bus pariwisata dilengkapi dua pemandu pada setiap bus.  Ada bus yang mengantar ke tujuan wisata alam, seperti ke Liang dan Natsepa, dua pantai terkenal di Ambon, kebun cengkeh setempat dan kolam belut raksasa (dikenal sebagai morea) di Waai. Juga tersedia bus untuk city tour, yang melayani rute kompleks pemakaman Tentara Sekutu (Allied Forces Cemetery) di Kapaha dan beberapa landmark kota seperti monumen Kapitan Pattimura di Lapangan Merdeka.Singkatnya, dengan beberapa kemasan paket ini, para penumpang kapal pesiar MV Discovery yang berkebangsaaan Amerika Serikat, Kanada, Australia, Inggris dan Selandia Baru dapat merasakan nuansa kota Ambon dan sekitarnya, meski tidak bermalam. Valerie Hertsfeld memilih paket kunjungan yang di dalamnya memuat destinasi berkunjung ke makam Tentara Sekutu di Kapaha, sementara Ken Young memilih untuk berjalan-jalan bersama National Geographic Traveler.“Sebenarnya saya mengajak beberapa rekan yang sudah saya kenal baik dalam perjalanan ini untuk bergabung, tetapi mereka lebih suka keliling pelabuhan agar dapat berinteraksi dengan warga setempat,” tutur pria berkebangsaan Selandia Baru itu. “Ambon kota yang menarik dalam sudut pandang saya. Mungkin bila waktu sandar lebih panjang, eksplorasi penumpang dapat lebih dalam lagi. Saya juga mengusulkan, kelak bila ada kapal pesiar asing sandar di sini, ada gerai penukar uang (money changer) tepat di pelabuhan, sehingga penumpang tidak perlu khawatir bila ingin berbelanja cendera mata atau berjalan-jalan sekitar pelabuhan menggunakan becak.”

()
Sebuah saran yang menarik, sekaligus menggambarkan keinginan seorang warga asing untuk mengekplorasi kota Ambon tercinta.  Hellen de Lima selaku ketua pelaksana acara singgah kapal MV Discovery juga mengungkap antusiasme senada. “Setelah kerusuhan Ambon tahun 1999, baru sekarang ada kapal pesiar asing sandar di pelabuhan Yos Sudarso. Semoga momentum ini menumbuhkan minat bagi kapal-kapal asing lainnya untuk singgah di sini,” ucapnya optimis. “Setelah kapal berangkat, kami akan segera melakukan review penyelenggaraan agar lebih sempurna kelak, terutama dalam mengakomodasi wisatawan asing usia senior, yang menaruh perhatian kepada wisata sejarah, alam, budaya sampai kehidupan sehari-hari sekitar pelabuhan.”Semoga harapan akan kembalinya wisatawan asing ke kota Amboina, ibukota Maluku segera direalisasikan. Apalagi sudah tersedia kemasan terpadu untuk menyinggahi berbagai jenis destinasi wisata di sini. (Foto-foto: Warsono/NGI).