Wafat, Ilmuwan yang Coba Hentikan Tragedi Challenger

By , Kamis, 9 Februari 2012 | 15:27 WIB

Tahun 1986 dunia dikejutkan tragedi ledakan pesawat ulang alik Challenger yang menewaskan tujuh astronot. Bagi Roger Boisjoly, seorang insinyur roket, tragedi tersebut meninggalkan beban hidup mendalam, mengingat ia sudah memberi peringatan sejak 1985 dan memohon agar misi tersebut dibatalkan.
Roger yang saat itu merupakan insinyur di perusahaan pembuat roket pendorong pesawat ulang alik Morton Thiokol. Ia bekerja di perusahaan tersebut sejak 1980 dan sudah menyaksikan kesuksesan peluncuran Discovery pada 24 Januari 1985.
Namun, saat melihat bekas roket pendorong dari misi tersebut, ia terkejut melihat segel pada roket telah terbakar. Hanya segel sekundernya yang melindungi Discovery sehingga tidak meledak. Pada musim panas tahun yang sama Roger lalu mengidentifikasi permasalahan dan menulis laporan untuk memperingatkan perusahaan dan juga NASA. Ia memperingatkan bahwa pada suhu dingin, cincin segel karet mengeras dan jadi makin mudah rusak, dan hal tersebut bisa menimbulkan bencana.
Morton Thiokol membentuk tim untuk menguji temuan tersebut, tapi pada 27 Januari 1986, saat temperatur turun hingga mencapai titik beku di malam peluncuran Challenger, hanya ada sedikit perkembangan yang terjadi. Kekhawatiran Roger dianggap tak terbukti. Dengan hanya sedikit waktu tersisa, Roger dan empat orang insinyur lainnya beradu argumen dengan para manajer dan NASA, meminta agar peluncuran Challenger ditunda. 
Dengan menunjukkan foto yang membuktikan bahwa Discovery nyaris hancur, ia berujar "Bagaimana mungkin Anda mengabaikan hal ini?"
Malangnya, permintaan mereka diabaikan, dan peluncuran tetap dilangsungkan pagi-pagi keesokan harinya. Bencana pun terjadi. Sesaat setelah diluncurkan, api menyambar sambungan roket peluncur, meleleh hingga ke tangki bahan bakar hidrogen di dekatnya dan memicu ledakan yang menghancurkan Challenger. Peristiwa itu disaksikan langsung oleh keluarga para astronot, serta jutaan pasang mata yang menonton lewat televisi.
Roger Mark Boisjoly lahir 25 April 1938 di Lowell, Massachusetts, dan menempuh pendidikan Teknik Mesin di University of Massachusetts Lowell. Ia lalu bekerja di perusahaan aerospace di California dalam proyek yang menangani modul lunar dan kendaraan bulan milik NASA.
Roger meninggal di usia 73 tahun akibat kanker di Nephi, Utah, Amerika Serikat, Senin, 6 Januari 2012. Bertahun-tahun setelah tragedi Challenger, Roger masih mengalami perasaan bersalah dan depresi. Upaya pemulihan tidak banyak membuahkan hasil mengingat banyak rekan kerja yang menolaknya lantaran posisinya sebagai pengungkap kebenaran (whistle-blower).
Roger bukan satu-satunya orang yang mengalami kesusahan hidup setelah tragedi Challenger. Allan J. McDonald, manajer program di Thiokol juga mengalami nasib serupa. Saat ia dipaksa NASA untuk menandatangani pernyataan tertulis persetujuan peluncuran, Allan menolak, dan berdebat sampai larut malam meminta peluncuran dibatalkan. Saat Allan kemudian mengungkap hal tersebut pada penyidik kecelakaan, ia diisolasi dan karirnya hancur.
Roger sendiri melanjutkan hidupnya dengan menjadi insinyur forensik dan mencoba membuat perubahan dengan mengajar etika teknik, akan tetapi ia merasa gagal mengubah NASA. 
Peristiwa tragis Challenger kembali berulang saat peluncuran Columbia pada 2003. Roger menilai telah tejadi kesalahan manajemen yang sama seperti yang terjadi pada misi Challenger. Ia menilai NASA butuh perubahan, pihak-pihak yang bertanggung jawab harusnya dihukum dengan tuntutan pembunuhan dan lembaganya harusnya dibubarkan. 
Saat itu Roger mengumpat "Mereka (manajemen NASA) telah menghancurkan perangkat senilai lima miliar dolar dan 14 nyawa akibat omong kosong mereka."