Serial berjudul Tim Bui yang tayang di salah satu stasiun televisi swasta nasional mulai 19 Februari mendatang ini mengambil cerita kehidupan di lembaga pemasyarakat (lapas) yang sarat kekerasan dan pertentangan, hingga akhirnya berubah menjadi karena dipersatukan oleh olah raga sepak bola.
Brian D. Hanley, Direktur Asia dari SFCG mengutarakan bahwa film seri ini diproduksi untuk tujuan menyampaikan gagasan perdamaian secara sederhana. "Menyajikan isu-isu menantang, seperti kepemimpinan wanita atau toleransi antaragama, film ini sebenarnya satu bentuk peace-building," ujar Brian dalam jumpa pers sebelum pemutaran perdana Tim Bui di Blitz Megaplex, Grand Indonesia Shopping Town, Jakarta, Kamis (9/2).
Menurut Direktur SET Film Garin Nugroho yang sekaligus berlaku sebagai Produser Eksekutif, drama seri ini perlu ditonton, justru di tengah transisi demokrasi yang rawan konflik kekerasan, ketimpangan ekonomi, dan dilema hukum. Garin menegaskan, terpenting dari serial ini jugalah nilai-nilai pendidikan warga negara, "yang menjadikannya karya untuk masyarakat."
Tim Bui mengikuti jejak drama seri televisi dan radio The Team yang sudah diputar (atau masih dalam proses produksi) oleh SFCG pula di 16 negara rawan konflik lainnya di Afrika, Asia, dan Timur Tengah.
Serangkaian kegiatan lapangan untuk mempromosikan pesan-pesan utama toleransi, solidaritas, serta resolusi konflik pun akan diadakan bersamaan dengan penayangan serial. Kegiatan termasuk di antaranya liga dan kompetisi sepak bola, dan pelatihan transformasi konflik di beberapa lapas dan pesantren di Indonesia.