Sel Induk untuk 'Sembuhkan' Parut Akibat Serangan Jantung

By , Selasa, 14 Februari 2012 | 15:44 WIB

Menurut para dokter di Amerika Serikat, kerusakan yang disebabkan oleh serangan jantung dapat disembuhkan dengan menggunakan sel induk dari jantung pasien itu sendiri.Serangan jantung terjadi ketika kekurangan oksigen, terdapat bekuan yang menghambat peredaran darah menuju jantung. Ketika jantung pulih, otot yang mati digantikan dengan jaringan parut. Namun, karena tidak berdetak seperti otot jantung, kemampuan untuk memompa darah ke seluruh tubuh menurun. Dokter di seluruh dunia mencari cara untuk 'memperbaiki' jantung dengan menggantikan jaringan parut dengan otot yang berdetak. Sel induk, yang dapat berubah menjadi tipe sel spesialis apa pun, menjadi pilihan terbaik untuk rencana mereka, demikian dilansir oleh BBC News, Selasa (14/2).Sejumlah jaringan parut dipotong dalam sebuah percobaan kecil yang dilaporkan dalam jurnal medis Lancet.  Percobaan ini digelar di Cedars-Sinai Heart Institute dan sengaja dirancang untuk menguji keamanan dalam penggunaan sel induk. Sampel sel induk dari jaringan jantung diambil dengan menggunakan sebuah tabung yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah pada leher pasien dan didorong menuju jantung. Sampel yang diambil seukuran kismis ini akan diisolasi dan dikembangkan dalam laboratorium. 25 orang pasien ikut terlibat dalam percobaan ini. Sebelum pengobatan dilakukan terhitung sekitar 24 persen dari ventrikel kiri jantung pasien merupakan jaringan parut. Kemudian jaringan parut mengalami penurunan menjadi 16 persen dalam enam bulan dan 12 persen setelah setahun. Kemudian otot janutng yang sehat kembali mengambil peranannya.   Penulis juga mengatakan terjadi peningkatan dalam otot jantung baru yang belum pernah terjadi sebelumnya. Peningkatan dalam kemampuan untuk mengurangi parut dan merangsang pertumbuhan kembali jaringan jantung yang sehat. Sebuah badan amal di Inggris, British Heart Foundation, mengatakan bahwa ini masih 'terlalu dini', namun dapat 'menjadi kabar gembira bagi pasien yang mederita penyakit jantung.' (Oleh: Patrisya Sharen.Sumber: BBC News)