Sakit Jantung pada Wanita Cenderung Minim Gejala

By , Jumat, 24 Februari 2012 | 14:20 WIB

Hasil studi terbaru menunjukan bahwa dua dari lima wanita yang mengalami serangan jantung tidak merasakan sakit di dada. 
Hasil penelitian yang dipublikasikan di Journal of the American Medical Association mengungkap bahwa para wanita cenderung lebih sulit mengenali gejala-gejala serangan jantung seperti sakit di rahang, leher, bahu atau rasa tidak nyaman di punggung, atau nafas yang tiba-tiba sesak. Itu sebabnya serangan jantung pada wanita lebih berisiko kematian dibanding pria.
"Gejala yang menonjol dari serangan jantung adalah rasa sakit dan tidak nyaman di dada. Akan tetapi wanita cenderung mengalami bentuk serangan yang berbeda," kata ketua penulis studi Dr. John Canto, direktur pencegahan, pendidikan dan penelitian kardiovaskuler di Watson Clinic dan direktur Chest Pain Center di Lakeland Regional Medical Center di Florida, Amerika Serikat.
Pria dan wanita yang punya faktor risiko sakit jantung seperti obesitas, diabetes, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi atau faktor turunan, harus waspada jika mereka mengalami gejala seperti tersebut di atas.
Para peneliti menganalisa data pada lebih dari 1,1 juta pasien jantung di rumah-rumah sakit AS dari 1994 sampai 2006. Sekitar 42 persen dari pasien-pasien tersebut adalah wanita, yang juga rata-rata lebih tua dibanding pria saat mereka mengalami serangan jantung.
Di antara pria dan wanita tersebut, hanya 35 persen lebih --atau sekitar satu dari tiga-- yang tidak mengalami sakit di dada. Akan tetapi, dibanding pria, wanita cenderung tidak sakit dada saat mengalami serangan jantung. Perbandingannya sekitar 42 persen pada wanita dan 31 persen pada pria.
Kematian akibat serangan jantung di rumah sakit juga lebih banyak dialami wanita. Sekitar 14,6 persen wanita meninggal saat mereka masih berada di rumah sakit, sementara pada pria hanya sepuluh persen.
Dr. Suzanne Steinbaum, direktur penyakit wanita dan jantung di Lenox Hill Hospital, New York City dan juru bicara American Heart Association mengatakan, gejala serangan jantung lainnya pada wanita kemungkinan termasuk berkeringat, muntah, dan gejala-gejala mirip flu.
"Meski sulit menghubungkan gejala-gejala tersebut dengan sakit jantung, akan tetapi jika tiba-tiba aktivitas harian terganggu dan kita merasa tidak bisa melakukan apa-apa, maka segera periksa," kata Dr. Suzanne. "Meski ternyata bukan sakit jantung, tak apa, lebih baik mencegah daripada menyesal kemudian."
Pria juga harus mengindahkan nasihat tersebut, karena ada juga pria yang tidak mengalami gejala sakit dada.
Penelitian menunjukkan bahwa bagi pria dan wanita --khususnya pada wanita muda-- serangan jantung tanpa didahului sakit dada sering dikaitkan dengan risiko kematian yang lebih besar. Salah satu alasan utamanya, kata John Canto, adalah mereka kemungkinan terlambat sampai di UGD. Begitu mereka mencari bantuan atau berusaha pergi ke rumah sakit, mereka cenderung meremehkan gejala-gejala yang ada, sehingga tidak segera mencari pertolongan.
Dalam hal ini, ujar John, kemungkinan terdapat perbedaan biologis dalam hal tingkat kematian yang lebih tinggi. Perbandingan antara pria dan wanita yang sama-sama tidak mengalami gejala sakit dada, hasilnya tetap saja risiko kematiannya lebih tinggi pada wanita.