Pohon Kerukunan Antar Umat Ditanam di Yogyakarta

By , Jumat, 9 Maret 2012 | 09:22 WIB

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X  akan melakukan upacara tanam pohon 'Laku Budaya Taruparwa' bersama dengan enam pemuka agama. Penanaman pohon ini menjadi simbol tumbuhnya nilai budaya, kerukunan antar umat, serta gerakan penghijauan.  Laku budaya taruparwa digagas oleh Yayasan Go Green Calvin dan Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan tersebut akan berlangsung di Banyumili Country Club, Kwarasan, Gamping, Sleman, Sabtu (17/3) mendatang.Ketua Yayasan Go Green Calvin Samsianata menjelaskan, laku budaya taruparwa lewat kegiatan tanam pohon, merupakan wahana untuk menggali dan menghidupkan kembali nilai-nilai budaya, termasuk kerukuan beragama di Indonesia. Kegiatan ini merupakan bentuk keprihatinan atas banyaknya kasus kekerasan di Indonesia yang seringkali mengatasnamakan agama."Pohon menjadi  simbol kerukunan karena mengandung filosofi  sebagai sumber kehidupan dan kedamaian. Tak  sekedar menanam pohon, tetapi yang lebih penting adalah menanam hati. Jika semangat ini bisa kita sebarkan ke seluruh Indonesia, maka kerukunan akan tercipta," ujar Calvin di Yogyakarta, Kamis (8/3).Ada  tujuh pohon yang akan ditanam, tiga di antaranya adalah pohon beringin, kepel, dan sawo kecik. Ketujuh pohon tersebut melambangkan enam agama di Indonesia -Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu- serta satu pohon untuk aliran kepercayaan."Sultan akan menanam satu pohon dan enam pohon lain akan ditanam oleh wakil dari masing-masing agama. Penanaman pohon kerukunan ini memang diawali dari Yogyakarta dan akan menjalar ke kota-kota lain di Indonesia seperti Solo dan kota lain," tutur Calvin lagi.Tak hanya sebagai  simbolisasi kerukanan, tanam pohon tersebut juga menjadi gerakan penghijauan. Pasalnya, masih banyak terjadi penggundulan hutan di Indonesia yang menyebabkan kerusakan lingkungan dan ekosistem. Dalam kegiatan tersebut akan ada orasi budaya dari Sultan Hamengku Buwono X serta  diisi berbagai kesenian tradisional seperti Gejog Lesung, Rinding, Pari Uli, Tari Bondan, Dayakan, dan Reog.