Ilmuwan yang Peringatkan Penipisan Ozon Wafat

By , Selasa, 13 Maret 2012 | 13:25 WIB

F. Sherwood Rowland, seorang profesor Kimia peraih Nobel yang memperingatkan dunia bahwa bahan kimia buatan manusia dapat merusak lapisan ozon, wafat pada usia 84 tahun. 
Rowland wafat hari Sabtu (10/3) di kediamannya di Corona del Mar karena komplikasi penyakit Parkinson. Rowland adalah satu diantara tiga ilmuwan yang menerima Nobel pada 1995 di bidang kimia atas jasanya menjelaskan bagaimana ozon terbentuk dan didekomposisi melalui proses kimiawi di atmosfer.  
Penghargaan tersebut diberikan setelah lebih dari dua dekade Rowland dan murid post-doctoral-nya Mario Molina mengkalkulasi dampak penggunaan zat-zat yang mengancam ketebalan ozon oleh manusia. 
Mereka menyimpulkan bahwa jika manusia menggunakan chlorofluorocarbon (CFC), zat yang banyak digunakan di berbagai produk mulai dari deodoran semprot sampai larutan untuk keperluan industri, dapat merusak lapisan ozon, atmosfer pelindung yang menghalangi masuknya sinar ultraviolet berbahaya. 
Prediksi mereka mendapat perhatian sekaligus tantangan secara luas mengingat kandungan non-racun dari CFC diketahui aman bagi lingkungan. Penelitian mereka baru diakui lebih dari satu dekade kemudian dengan ditemukannya lubang pada lapisan ozon di atas kawasan kutub. Setelah itu para pemimpin negara di seluruh dunia mulai melarang atau membatasi penggunaan bahan-bahan kimia yang dianggap membahayakan ozon.
Molina mengatakan, Rowland tidak pernah takut mempertahankan hasil penelitiannya atau mendukung larangan penggunaan CFC. "Dia menunjukan pada saya bahwa jika kita percaya pada ilmu pengetahuan, kita harus bicara jika memang penting bagi masyarakat untuk berubah," kata Molina. 
Lahir di Delaware, Ohio pada 28 Juni 1927, Rowland kecil seperti ditakdirkan menjadi seorang intelektual. Ayahnya adalah seorang profesor matematika di Ohio Wesleyan. Rowland bahkan beberapa kali loncat kelas sehingga berhasil masuk universitas di usia 16 tahun. Ia menggambarkan rumah tempatnya tumbuh sebagai tempat yang penuh buku dan masa pendidikannya sebagai masa-masa yang menyenangkan.
Rowland pernah menjalani wajib militer dan maju perang pada Perang Dunia II di usia yang masih terlalu muda, yaitu saat baru lulus SMA. Akan tetapi setelah dua tahun kuliah dia mendaftarkan diri di Angkatan Laut, tempat di mana ia dapat menyalurkan bakat atletiknya yang tinggi. Kecintaannya pada olahraga dan ditunjang postur tubuh yang tinggi, Rowland aktif dalam sejumlah tim olahraga Angkatan Laut.
Rowland menyelesaikan studi di bidang kimia di University of Chicago pada 1948. Kampus ini merupakan tempat belajar penerima Nobel lainnya yaitu Williard F. Libby, kimiawan yang membuat teknik perhitungan umur dengan carbon-14 dan merupakan mentor bagi Rowland.Rowland tidak hanya menonjol di akademis, tapi juga aktif di cabang olahraga seperti bisbol dan basket. Ia bahkan tergabung dalam tim bisbol semi-profesional di Kanada selama musim panas.
Rowland menikah dengan teman sekelasnya, Joan, pada 1952. Setelah menyelesaikan pendidikan doktoralnya, ia bekerja di Princeton University sebagai instruktur kimia. Ia kemudian bergabung dengan University of Kansas, lalu ke University of California pada 1965.
Di sana karir Rowland menjadi salah satu yang paling kontroversial dan menonjol di kalangan akademisi. Ketertarikannya pada lingkungan membawa Rowland pada sebuah kuliah tentang konsentrasi atmosferik dari zat kimia CFC yang digunakan di berbagai produk konsumer dan industri, seperti sebagai pendingin di lemari es dan pendingin udara. Saat itu Rowland mulai bertanya-tanya bagaimana pengaruh zat tersebut terhadap atmosfer.
Pada 1973, setelah melakukan penelitian yang hanya beberapa bulan, ia dan rekan risetnya mendapati bahwa zat kimia tersebut terlibat dalam reaksi berantai yang dapat mengikis lapisan ozon. Setibanya di rumah, saat sang istri menanyakan perihal pekerjaan, Rowland menjawab dengan muram. "Pekerjaan baik-baik saja. Tapi sepertinya dunia akan berakhir."