Petugas Kemanusiaan juga Rentan Trauma Bencana

By , Jumat, 16 Maret 2012 | 10:57 WIB

Turun langsung ke area bencana, menolong dengan keadaan seadanya, dan melihat keadaan manusia dalam kondisi terburuknya. Situasi ini yang harus dihadapi para pekerja kemanusiaan ketika terjadi bencana.Tak heran jika kemudian banyak petugas medis, relawan, bahkan angkatan bersenjata yang terlibat dalam operasi penyelamatan korban bencana mengalami trauma. Dalam paparan Trauma Healing yang dikeluarkan Palang Merah Indonesia (PMI), gejala trauma menyebabkan si penderita mengonsumsi obat-obatan penenang, alkohol, atau rokok. Itu dilakukan untuk menghindari ingatan-ingatan dan perasaan yang berhubungan dengan trauma.Secara psikologis, si penderita juga akan mengalami rasa cemas, mudah gelisah, mudah tersinggung atau marah. Pada petugas kemanusiaan, paling sering terjadi rasa bersalah karena gagal membantu korban. Sehingga sangatlah mudah untuk menyalahkan diri sendiri."Stres biasanya akan hilang saat sumber stres hilang. Tapi trauma tidak. Trauma muncul saat ada suatu kejadian yang bisa memicu ingatan kembali pada peristiwa traumatis. Trauma juga biasanya berjangka panjang," ujar Dr. Erlina, psikolog dari PMI Jawa Barat dalam Forum Komunikasi Wartawan yang digelar di Lido, Bogor, Kamis (14/3).Menurut UU no 24 Tahun 2007 Bab I, Ketentuan Umum Butir 10, apa yang dilakukan para relawan ini masuk dalam kondisi tanggap darurat. Yaitu situasi di mana serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana. Untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana.Namun, untuk bisa mengatasi trauma pasca bencana, para relawan harus bergantung pada kemampuan dirinya sendiri. Cara yang disarankan adalah dengan mempersiapkan diri untuk kembali ke rumah. Terutama siap untuk ditanya mengenai berbagai pengalaman yang menyenangkan maupun tidak oleh keluarga dan teman. Dan terakhir, relawan disarankan ikut sesi dukungan kelompok.