Demi Pashmina, Peneliti Kloning Kambing Himalaya

By , Selasa, 20 Maret 2012 | 22:12 WIB

Sejumlah ilmuwan menyatakan bahwa mereka telah berhasil mengkloning spesies kambing Himalaya langka yang tinggal di kawasan Kashmir. Ilmuwan berharap, teknik cloning ini bisa membantu mendongkrak jumlah populasi hewan yang terkenal dengan bulu lapisan bawahnya yang lembut, yang biasa digunakan untuk membuat wol pashmina.

Menurut Riaz Ahmad Shah, peneliti dari pusat bioteknologi hewan Sher-i-Kashmir University, Noori (dalam bahasa Arab berarti cahaya), kambing betina kloningan yang berhasil dilahirkan pada 9 Maret lalu, dapat memicu program pengembangbiakan di seluruh kawasan itu. Sekaligus mendongkrak produksi missal wool cashmere yang harganya mahal.

Kambing cashmere, yang namanya diambil dari Kashmir, umumnya digembalakan dalam jumlah kecil di sekitar Himalaya dan dataran Tibet, khususnya di kawasan dingin dan terpencil pegunungan. Mereka harus tinggal di kawasan ekstrim demi dapat menghasilkan bulu lapisan bawah yang lembut, yang permintaan pasarnya selalu melebihi pasokan.

Demi melahirkan Noori, ilmuwan membutuhkan waktu dua tahun dalam melakukan riset. Mereka kemudian menggunakan teknik kloning sederhana, yang hanya membutuhkan mikroskop dan tangan yang terampil.

“Kami telah melakukan standarisasi terhadap prosedur kloning. Kini hanya dibutuhkan setengah tahun untuk memproduksi kambing kloningan lainnya,” kata Maajid Hassan, peneliti lain yang juga terjun dalam proyek yang sebagian anggarannya dibiayai oleh Bank Dunia.Saat ini, tim peneliti telah mulai mengerjakan kloning-kloning lain dari kambing yang dipelihara di universitas tersebut. “Ini merupakan cara kloning termurah, termudah, dan tercepat dibandingkan dengan metode konvensional yang menggunakan mesin berteknologi tinggi dan kadang memakai bahan kimia,” kata Shah.

Noori sendiri merupakan kambing cashmere pertama yang dikloning menggunakan metode ini. Meski demikian, peneliti sebelumnya pernah berhasil mengkloning kerbau dengan metode yang sama. Rencananya, teknik kloning ini akan disebarluaskan ke seluruh kawasan Himalaya agar penduduk bisa melakukan kloning terhadap kambing-kambing mereka.“Target berikutnya, kami berharap bisa mengkloning spesies terancam punah lain seperti rusa Kashmir atau hangul, satu-satunya spesies rusa merah Asia yang masih hidup sampai saat ini,” kata Shah.