Institut Javanologi Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret Solo ini mengadakan Seminar Nasional dan Festival Seni Tayub Nusantara, pada 7-9 April 2012.
Ketua Institut Javanologi LPPM UNS, Sahid Teguh Widodo, mengungkapkan bahwa seminar ini merupakan kegiatan yang bertujuan kepada penggalian nilai, pelestarian, dan pengembangan seni tayub sebagai bentuk keragaman seni budaya nusantara. Ia menambahkan, Seminar dan Festival Seni Tayub Nusantara terselenggara atas kerja sama UNS, Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, dan Yayasan Kertagama.
“Seminarnya akan berlangsung di UNS, sedangkan workshop dan festival seni tayub akan dilangsungkan di Pendapa ISI Surakarta,” tuturnya.
Seni tayub pada awalnya berasal dari ekspresi budaya tinggi di masyarakat untuk mendongkrak semangat berperang para pejuang dalam melawan kolonial Belanda pada masa perang Raden Mas Said, dan masih terus hidup sampai sekarang.
Sayang, menurut Sahid, stigma masyarakat soal tayub masih miring. Seni tayub dianggap lekat dengan mabuk-mabukan atau pelecehan seksual. Oleh karena itu, pihak Institut Javanologi tertarik untuk melakukan pengkajian mendalam tentang tayub, untuk mendapatkan gambaran yang sesungguhnya tayub itu bermula dari ide yang baik atau tidak.