Penghasilan Operator Selular Bocor karena Tagihan dan Penipuan

By , Senin, 2 April 2012 | 19:44 WIB

Riset yang digalang Juniper Research mengungkap bahwa kebocoran pendapatan tersebut disebabkan karena kompleksitas jaringan yang membuat penipuan dan kesalahan menjadi lebih sulit diketahui.

Masalah terburuk terjadi di Afrika dan kawasan Timur Tengah, di mana 15 persen pendapatan hilang per tahunnya. Sementara di Eropa hanya satu persen dan 2,8 persen di Amerika Utara. Industri mobile diperkirakan meraih pendapatan sebesar 920 miliar dolar pada 2011.

"Pasar yang sedang berkembang mengalami kehilangan pendapatan dengan proporsi paling besar, karena mereka punya konsumen prabayar yang lebih banyak dan akan lebih mudah mengetahui apa yang terjadi di jaringan jika sudah ada kontrak sebelumnya," kata Direktur Riset Juniper Windsor Holden.

"Dan juga, negara-negara berkembang lebih fokus pada upaya memperbesar basis pelanggan dan kurang memperhatikan upaya mencegah kebocoran."

Kesalahan tagihan, kasus di mana konsumen menerima tagihan yang tidak sesuai, relatif lebih mudah diatasi para operator selular. Berbeda halnya dengan tindak penipuan. Riset mengungkap ada 12 tipe penipuan selular, salah satunya interconnect bypass, kasus di mana konsumen melakukan penipuan dengan sedemikian rupa sehingga panggilan internasional tampak seperti panggilan lokal.

Perusahaan selular MTN Ghana memperkirakan, dalam enam bulan pihaknya mengalami kerugian sekitar US$9 juta karena kasus tersebut.

Penipuan data pelanggan merupakan kasus yang paling sering terjadi, di mana calon pelanggan menggunakan data palsu atau identitas curian saat mendaftarkan diri. Tindakan tersebut sering kali menjadi batu loncatan untuk tindak penipuan yang lebih serius.

Persoalan jadi makin serius seiring makin kompleksnya jaringan informasi. Era saat jaringan hanya mengantarkan suara, tindak penipuan masih lebih mudah diketahui. Tapi kini, jaringan telekomunikasi tidak hanya mengantarkan suara tapi juga data. Dan lalu-lintas informasi berlangsung tidak hanya antar handset tapi juga menghubungkan perangkat lain seperti mobil, rumah, dan perangkat elektronik lainnya. 

"Operator butuh sistem yang intuitif dan bisa belajar agar dapat menganalisa data dan mengetahui pola perilaku trafik," kata Holden.