Kepala Pusat Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan sedikitnya lima juta warga Indonesia berada di wilayah yang rentan terhadap bencana gempa dan tsunami. "Titik rawan itu tersebar diantaranya di Barat Sumatra, Selatan Jawa, Selatan Bali, hingga Nusa Tenggara, Halmahera, Utara Papua barat, dan utara Sulawesi," paparnya, di Jakarta, Jumat (13/4).
Daerah rawan tersebut, lanjutnya, memiliki tipikal tsunami yang unik atau yang disebut tipikal tsunami lokal. Tsunami ini umumnya muncul dari gempa lokal di daerah tersebut, sehingga waktu tsunami terjadi singkat setelah waktu gempa. Ada empat ciri umum kemungkinan terjadi tsunami. Pertama, gempa terjadi berkekuatan 7 SR. Kedua, berkedalaman kurang dari 70 km. Ketiga, pusat gempa berada di lautan, dan terakhir terjadi sesar naik. "Setelah ciri-ciri baru ada sirene peringatan," tambahnya.Masyarakat juga diminta tidak panik jika ada peringatan dini untuk tsunami. "Jika menghadapi gempa maka keluar rumah. Kecuali jika berada di gedung dengan lantai tinggi maka cari tempat aman, misalnya di bawah meja atau di struktur yang kuat seperti tiang-tiang bangunan atau sudut ruangan," jelasnya. Dengan demikian, lanjut Sutopo, maka lima juta warga yang berada di lokasi rawan tsunami bisa diminimalisir korbannya. Ia juga terus berharap masyarakat melakukan antisipasi terhadap bencana. Untuk antisipasi awal terhadap bencana, pemerintah telah membentuk Badan Penanggulangan Bencana Tingkat Daerah (BPBD) yang tersebar di setiap provinsi. Diharapkan, warga menjadi tanggap terhadap bencana, terutama tsunami serta diharapkan dapat meminimalisir korban."BNPB daerah terus melakukan sosialiasi, pendidikan, gladiresik sistem peringatan dini, melakukan pendidikan kearifan lokal," ujar Sutopo.