Bandung Tuan Rumah Perhelatan Seni Kreatif Asia Tenggara

By , Minggu, 15 April 2012 | 15:07 WIB

Untuk pertama kalinya, festival seni kreatif Asia Tenggara, Marketplace of Creative Arts, diadakan di Indonesia, tepatnya di kota Bandung. Mengusung tema Design Nation: Carving Creative Space, Marketplace yang dilaksanakan pada 14 dan 15 April 2012 ini menampilkan praktisi seni internasional dari 13 negara di seluruh Asia.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu, yang membuka perhelatan Marketplace di Ciwalk pada hari Sabtu (14/4) kemarin, mengatakan, bahwa kegiatan ini sangat dibutuhkan untuk menumbuhkan jaringan bagi praktisi seni dan ekonomi kreatif agar terus berkembang. "Kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan forum dalam pengembangan ekonomi kreatif, networking, serta pemberdayaan anak muda dan perempuan," jelas Mari.

Sekitar 40 praktisi internasional dari berbagai bidang kesenian, seperti pegiat film, musisi, penari, penyair, hingga pengusaha turut meramaikan festival yang diadakan atas kerjasama antara World Islamic Economic Forum Foundation (WIEF Foundation) dan Bandung Creaticity Forum (BCCF) ini. "Pelaku seni sangat banyak di dunia kreatif, harus banyak tempat untuk memamerkan kebolehan mereka dan kegiatan ini adalah salah satunya," tambah sang Menteri.

Tahun ini, Marketplace of Creative Arts adalah yang ke-4 kalinya digelar. Sebelumnya, perhelatan serupa telah diadakan di Malaysia pada tahun 2010, Singapura dan Kazakhstan pada tahun 2011. Mari Elka menyatakan ketertarikannya untuk melaksanakan kegiatan yang serupa tiap tahun di Indonesia. "Mungkin kita bisa mengadakan annual event yang seperti ini di Indonesia, namun dalam skala nasional," ujarnya.

Sektor ekonomi kreatif di Indonesia menyumbang 7,6 persen dari total pertumbuhan ekonomi. Nilai ini sangat berpotensi untuk mensejahterakan masyarakat. Menurut Mari, basis dari pengembangan ekonomi kreatif adalah budaya. "Proses kreativitas dan ide dicampurkan dengan budaya hingga kebudayaan tersebut memiliki nilai ekonomi yang tinggi," jelasnya.

Untuk mendukung pengolahan ide dan kreativitas, dibutuhkan ruang publik dan ruang pemasaran untuk memamerkan hasil dari kreativitas masyarakat tersebut. Marketplace of Creative Arts merupakan contoh yang baik sebagai ruang publik serta ruang pemasaran untuk pelaku ekonomi kreatif.

"Indonesia akan terus mengembangkan ekonomi kreatif, apalagi setelah adanya kementerian yang menaungi hal tersebut. Walaupun Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif baru berumur enam bulan, hal ini tidak akan menghambat pengembangan," papar Mari Elka. "Kreativitas dan ide seseorang tidak akan pernah habis, hal inilah yang membuat sektor ekonomi kreatif tidak akan ada habisnya."