Sebuah lensa kontak mutakhir, iOptik, tengah dikembangkan oleh sebuah perusahaan asal Amerika, Innovega. Lensa ini dirancang untuk digunakan berpasangan dengan unit HUD (head up display) -- kaca mata yang memungkinkan sebuah gambar diproyeksikan ke lensa-lensanya.
Saat dipakai kaca mata ini memungkinkan penggunanya fokus pada dua hal sekaligus sehingga menghasilkan pandangan yang lebih luas. Kedua informasi akan diproyeksikan pada lensa-lensa kaca mata. Hal ini dilakukan dengan dua filter yang berbeda.
Bagian sentral dari masing-masing lensa mengirim cahaya dari HUD ke bagian tengah pupil, sementara bagian luarnya mengirim cahaya dari lingkungan sekitar ke lingkar pupil. Retina mata menerima masing-masing gambar pada fokus secara bersamaan. Proses pengembangan kaca mata ini masih dalam tahap purwa rupa dan perusahaan berharap dapat melisensikan teknologinya untuk dijual bebas.
Salah satu bentuk pengaplikasiannya adalah menonton film 3D di kaca mata, memungkinkan pengguna melihat apa yang tampak di layar besar di kaca mata mereka. Di mana masing-masing lensa memroyeksikan gambar yang berbeda.
Lensa ini masih dalam tahap pengujian klinis sebagai bagian dari proses perijinan dari US Food and Drug Administration. Meski begitu perusahaan yakin teknologi ini bisa mulai dipasarkan pada akhir 2014.
Lembaga Pertahanan Amerika Serikat disebut-sebut telah memesan teknologi lensa fokus rangkap ini untuk keperluan militer, demi memperluas penglihatan para tentara di medan perang.
Sementara itu Profesor Gary Rubin, ahli mata dari Institute of Ophthalmology, University College London menilai teknologi lensa seperti ini tidak baik bagi orang-orang yang pernah menjalani operasi katarak, serta berpotensi menimbulkan motion sickness - rasa mual yang muncul karena gerakan seperti saat berkendara atau mabuk perjalanan.
"Saya ragu apakah lensa kontak multi-focal merupakan solusi yang tepat. Jika kita berjalan dengan mengenakan HUD di kepala, gambar yang diproyeksikan di lensa dapat menutupi pandangan sekeliling atau pusat kita. Dan jika lensa tersebut memperbesar gambar atau mengubah cara geraknya ketika mata kita bergerak, kita bisa mengalami motion sickness," papar Profesor Rubin.