Sebuah spesies langka yang dikira sudah punah 20 tahun lalu, tikus awan (Crateromys australis), kembali ditemukan di Pulau Dinagat, Filipina. Sebelum dinyatakan punah, tikus awan diketahui hanya hidup di pulau itu.
Tikus ini ditemukan secara tidak sengaja oleh pasangan asal Ceko yang tengah berbulan madu di Pulau Dinagat, Januari 2012. Bahkan Milada Rehakova dan Vaclav Rehak -nama pasangan itu- sempat mengabadikan tikus awan tersebut lewat rekaman video.
Rehakova yang juga seorang ahli ilmu hewan dan terlibat dalam program konservasi di Filipina sejak tahun 2007, menggambarkan spesies yang dilihatnya itu sebagai tikus besar, berbulu abu-abu coklat, dengan ekor hitam-putih.
Pasangan ini kemudian mencoba mengumpulkan iniformasi dari warga sekitar mengenai kemungkinan masih adanya tikus tersebut di Pulau Dinagat. Dilaporkan oleh Rehakova, jika mereka kemudian bertemu lagi dengan tikus tersebut di tiga kesempatan berbeda.
Tikus ini pertama kali ditangkap sebagai bagian dari survei Pulau Dinagat di tahun 1975. Tapi sesudah itu tak ada lagi laporan kehadiran tikus ini. Ditegaskan oleh William Oliver dari Philippine Biodiversity Conservation Foundation Inc, jika tikus awan sudah tidak ada lagi. Selain itu International Union for Conservation of Nature (IUCN) juga sudah memasukkan spesies ini dalam kategori "punah".
Kemunculan tikus awan ini bukan hanya mendatangkan kabar gembira bagi masyarakat Filipina. Tapi juga kekhawatiran karena operasi penambangan di Pulau Dinagat bisa mengancam keberadaan tikus awan.