Misi Hari Kartini : Perempuan Harus Perangi HIV/AIDS

By , Jumat, 20 April 2012 | 10:19 WIB

Meski telah tiada, semangat R.A Kartini tentu masih sangat diperlukan untuk perempuan di era globalisasi ini. Lebih lagi dalam memerangi narkoba, HIV/AIDS, atau penyakit menular seksual lainnya. Perempuan mesti berperan besar untuk hal itu.

Hal ini ditegaskan oleh Ketua Panitia Peringatan Hari Kartini Kota Yogyakarta, Tri Kirana Muslidatun dalam acara Seminar "Ketahanan Keluarga Kita Cegah Bahaya Narkoba, HIV/AIDS dan Penyakit Menular Seksual Lainnya," di Yogyakarta, Kamis (19/4).

Misi Hari Kartini ini dilatarbelakangi dengan meningkatnya kasus penularan HIV/AIDS di wilayah Yogyakarta yang terjadi pada kalangan ibu rumah tangga dan anak-anak selama tiga tahun terakhir ini. Bahkan secara nasional angka penderita HIV/AIDS di wilayah DIY menempati urutan ke sembilan dari 33 provinsi. Menurut Tri, kasus di Yogyakarta selama 2011 tercatat jumlah penderita AIDS sebanyak 586 sementara jumlah yang terinveksi HIV 343. Rata-rata penularan HIV/AIDS pada ibu rumah tangga ini lantaran tertular dari suami mereka.  Data jumlah penderita HIV/AIDS di Daerah Istimewa Yogyakarta sejak 2003-2011 sebanyak 1580 orang. Dari jumlah ini yang berasal dari kota Yogyakarta adalah sebanyak 485 penderita. Salah satu penyebab tingginya laju HIV/AIDS di wilayah Yogyakarta terjadi lantaran pertumbuhan kota yang cukup tinggi, sektor ekonomi meningkat yang juga berdampak pada perilaku sosial masyarakat.

“Keterbatasan informasi dalam  mencegah penularan HIV/AIDS juga menyebabkan tren penularan HIV/AIDS meningkat,” katanya.

Sebagai tindakan pencegahan, kata Tri, perempuan harus mampu melakukan pencegahan supaya suami tidak melakukan seks bebas.Perempuan pun dituntut tahu higienis dan sebaiknya pula Pekerja Seks Komersial (PSK) dilokalisir. Sosialisasi pun harus terus ditingkatkan agar pemahaman serta pengetahuan perempuan bertambah.