Hari Buku Sedunia 2012: Hargai Buku Sebagai Jendela Dunia

By , Senin, 23 April 2012 | 15:13 WIB

Hari ini, 23 April 2012, merupakan Hari Buku dan Hak Cipta Sedunia. Perayaan ini diorganisir pertama kali oleh Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Budaya (UNESCO) di tahun 1995.

Buku bukan hanya menjadi bahan bacaan di waktu senggang. Namun, udah menjadi tali pengikat manusia dengan kebudayaan. Buku pun tidak lekang dimakan waktu karena wujudnya terus mengikuti perubahan zaman. Mulai dari berbentuk gulungan, naskah kuno, kertas cetak, hingga akhirnya masuk sebagai aplikasi komputer tablet. Buku menjadi alat berharga untuk berbagi pengetahuan dan keterbukaan pada dunia.

"Buku jarang berfungsi sebagai satu kesatuan karena memicu kita untuk membaca buku lainnya. Kunci yang akhirnya membuka harta karun berikutnya," ujar Direktur Umum UNESCO Irina Bokova, Senin (23/4).

UNESCO, ditambahkan Bokova, ingin menyediakan akses pada semua pihak ke potensi yang dimiliki oleh buku. Usaha ini dimulai dari sekolah dengan tujuan utama memberantas buta huruf pada anak. "Tanpa pendidikan yang berkualitas, halaman buku akan senyap," kata Bokova.

Tak ada perayaan khusus Hari Buku Sedunia di Indonesia. Sebab, pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI tengah disibukan dengan agenda Ujian Nasional (UN) SMP. Namun, Mendikbud M. Nuh sempat menghadiri acara diskusi kecil mengenai pendidikan.

"Buku merupakan salah satu bagian dari "kunci Inggris" pendidikan. Kunci Inggris itu ada empat sisi, sisi atas sebagai peserta didik; sisi kanan sebagai tenaga pendidik; sisi bawah sebagai satuan pendidikan; dan sisi kirinya adalah isi pendidikan. Salah satu isi pendidikan adalah buku," ujar Ibnu Hamad, juru bicara Mendikbud, Senin (23/4).

Menurut Ibnu, Mendikbud juga tidak mementingkan buku yang kini berubah wujud. Apa pun bentuknya, buku cetak atau pun elektronik, buku tetap jadi kunci penting dari pendidikan.