Abdon Nababan Kembali Terpilih sebagai Sekjen AMAN

By , Kamis, 26 April 2012 | 10:36 WIB

Berbagai momen puncak mewarnai jalannya kongres yang dihadiri oleh 1.993 komunitas adat dari penjuru tanah air ini, dimulai dari pemilihan dua belas anggota Dewan AMAN Nasional hingga sekretaris jenderal untuk periode 2012-2017.

Pemilihan anggota Dewan AMAN Nasional semula berlangsung alot karena salah satu pasal peraturan AD/ART AMAN menyebutkan setiap region menempatkan satu kader laki-laki dan satu kader perempuan. Namun, region Jawa dan Maluku menyatakan belum mempunyai kader yang sesuai, akhirnya disepakati dua region tersebut hanya diwakili masing-masing oleh dua kader laki-laki.

Anggota Dewan AMAN Nasional yang terpilih yaitu Alex Sanggenafa dan Ludia Mentamsam (Papua), Hein Namotemo dan Junus Ukru (Kepulauan Maluku), Aleta Ba'un dan Kamardi (Bali-Nusra), Rukmini Pasta Tobeke dan Isjaya Kaladen (Sulawesi), Ariana dan Ambu Naptunis (Kalimantan), Jajang Kurniawan dan Muhtarom Sumakerti (Jawa), Alfi Syahrin dan Emilia Kontesa (Sumatra) dengan Bupati Halmahera Utara, Hein Namotemo terpilih sebagai ketua.

Sesi terakhir kongres dilanjutkan dengan pemilihan sekretaris jenderal AMAN periode 2012-2017 yang diikuti tiga calon yaitu Abdon Nababan (petahana dari Region Sumatra), Lalu Satria Wangsa (Region Bali-Nusra) dan Sujarni Alloy yang kemudian mengundurkan diri dari pencalonan (Region Kalimantan). Sidang pemilihan yang dipimpin Hein Namotemo secara musyawarah memutuskan Abdon kembali terpilih melanjutkan kinerjanya mengemban jabatan sekretaris jendral.

Sorak gembira pendukung Abdon yang berasal dari region Sumatra kembali meledak saat forum juga memutuskan region Sumatra akan menjadi tuan rumah kongres berikutnya. Hein Namotemo yang juga bertindak sebagai pemangku adat Tobelo atau Jiku Makulano memimpin ritual Homa Debini bersama para tetua adat Hibua Lamo, dan memulai ritual dengan pembasuhan kaki (awi you ya ihoro) yang bermakna pembersihan dan pencerahan bagi seorang pemimpin yang akan menapaki dan menjelajahi Nusantara dalam mengemban tugas dan tanggung jawabnya.

"Saya tadi dibasuh kaki, mudah-mudahan saya diberi semangat lebih lagi. Pada malam ini, saya diberi seperangkat alat adat, saya merasa diberi kekuatan oleh leluhur dan seluruh warga adat Tobelo. Mudah-mudahan bisa saya pergunakan untuk memimpin dengan cerdas, bijaksana, namun rendah hati," tegas Abdon yang ber-kapita (jubah seorang pemimpin penjaga kedamaian).

Steven Wawiyae, peserta kongres dari Komunitas Adat Wawiyae, Raja Ampat, Papua Barat menyampaikan selamat atas terpilihnya Abdon Nababan. "Saya juga berharap ke depannya AMAN dapat melakukan langkah taktis dengan menjalin konsolidasi bersama Dewan Adat Papua demi menyelesaikan berbagai konflik tanah ulayat di Papua," imbuhnya lagi.

Kongres Keempat MAN ini banyak menyoroti permasalahan konflik tanah ulayat komunitas adat di berbagai daerah di Indonesia yang sebagian besar berhadapan dengan kontrak karya perusahaan-perusahaan tambang raksasa. Melalui sejumlah sarasehan yang digelar selama kongres, berdasarkan keterangan dari banyak peserta didapat banyak pengaduan mengenai pemberangusan wilayah adat yang dilakukan secara sistematis, yakni melalui berbagai sistem perizinan yang merugikan komunitas adat pewaris tanah dari leluhurnya.

Hal ini sangat mengkhawatirkan karena menyebabkan kerawanan pangan dan pemiskinan. Pembukaan acara yang berlangsung pada Kamis (19/4) lalu dihadiri oleh Ketua DPR-RI, Marzuki Alie yang sekaligus mengesahkan RUU Pengakuan dan Perlindungan Hak-Hak Masyarakat Adat (PPHMA) pada tahun 2012.