Es Kutub Selatan Meleleh dari Bawah

By , Sabtu, 28 April 2012 | 23:44 WIB

Jumlah lapisan es di Antartika terus menyusut. Ternyata, dari sebuah studi terbaru, diketahui bahwa tak hanya mencair karena cuaca panas, es di kutub selatan itu juga meleleh di bagian bawahnya karena tergerus arus air hangat yang mengalir di sana. Artinya, studi ini menyimpulkan, kenaikan tingkat permukaan laut di masa depan naik jauh lebih cepat dibandingkan prediksi para ilmuwan.

Dalam studi yamg dipublikasikan di jurnal Nature, bongkahan es di kawasan barat Antartika kehilangan ketebalan hingga tujuh meter lapisan es yang mengapung, setiap tahunnya. Dan ternyata, pemanasan global membawa akibat tak langsung bagi penipisan ketebalan lapisan es yakni dengan membuat air laut menjadi lebih hangat. Sebelum ini, peneliti berasumsi bahwa penurunan ketebalan lapisan es itu secara umum diakibatkan oleh udara yang menghangat.

“Menggunakan satelit pemantau es milik NASA, kami mendapati bahwa udara yang lebih hangat saja tidak akan cukup untuk menjadi jawab terhadap apa yang terjadi di Antartika,” kata Hamish Pritchard, glaciolog dari British Antartic Survey yang melakukan penelitian. “Pemantauan yang lebih mendalam menemukan rangkaian kejadian yang mampu menjelaskan bagaimana lapisan es menyusut,” ucapnya.

Dua puluh bongkahan es yang dipantau menunjukkan tanda-tanda bahwa mereka meleleh akibat air hangat yang mengalir di bawahnya. Adapun perubahan arah angin mendorong air yang lebih hangat ini lebih dekat dan berada di bawah bongkahan es yang mengambang. “Perubahan angin juga kemungkinan disebabkan oleh berbagai kombinasi faktor, termasuk variasi cuaca alami, lubang ozon dan gas rumah kaca buatan manusia,” kata Pritchard.

“Apa yang terjadi di Antartika kemungkinan telah memicu pergeseran gletser yang tidak stabil meluncur ke bawah, dan akhirnya ke laut,” sebut Pritcherd dalam laporannya. “Jika seluruh lapisan es Antartika Barat meleleh, yang kemungkinan akan terjadi dalam beberapa dekade atau mungkin dalam hitungan ratusan tahun, ilmuwan memperkirakan bahwa permukaan air laut yang dalam akan naik hingga tiga meter,” ucapnya.

Waleed Abdalati, pakar sistem es NASA yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut menyatakan bahwa studi ini akan menghadirkan kemajuan yang sangat penting. Serta menyediakan informasi krusial terkait bagaimana Antartika akan berkontribusi terhadap kenaikan permukaan laut global.