Serabut kelapa yang biasanya hanya menjadi limbah atau bahan baku pembuat sapu, dan keset, ternyata berpotensi sebagai bahan pengganti kapas. Bahkan, serabut kelapa ini sudah dikembangkan menjadi bantal.
Pengembangan serabut kelapa menjadi bantal ini dilakukan oleh mahasiswa Universitas Gadjah Mada di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta, di tahun 2012 ini. Di tangan mahasiswa UGM, Agustina P.R.M., Ismianti, Ahmad Juwari, Ari Akbar D., dan Wibowo Prasetyo, serabut kelapa ini diolah menjadi bahan industri yang bernilai ekonomi tinggi.
Dosen pembimbing, Subejo, mengatakan, pemanfaatan serabut kelapa sebagai bahan pembuat bantal dikarenakan wilayah Kulon Progo melimpah dengan serabut tersebut. Namun, ketersediaan bahan baku ini belum diimbangi dengan pemanfaatan yang optimal.
Menurut Subejo, proses pembuatan bantal berbahan serabut kelapa sangat sederhana. Pada tahap awal, cukup dilakukan penyemprotan agar serabut dapat direkatkan satu dengan yang lain. Setelah itu, serabut yang telah direkatkan dibentuk sesuai dengan yang diinginkan.
"Untuk bentuk dan ukuran ini bisa dibuat sesuai keinginan, bebas saja, dan tidak menutup kemungkinan dibentuk sesuai kebutuhan masyarakat," ujar Dosen Fakultas Pertanian UGM ini, Selasa (1/5), di Yogyakarta.
Ismianti mengaku gembira melihat respon masyarakat terhadap program ini. Terutama di wilayah Dusun Sungapan sebagai lokasi pengolahan pembuatan bantal berbahan serabut kelapa. "Sepertinya mereka berharap agar desa mereka dapat menjadi pusat pengolahan limbah serabut kelapa karena tahu hasil dari pengolahan serabut kelapa ini mampu meningkatkan pendapatan," terang Ismianti.
Pemerintah Kabupaten Kulon Progo juga memberikan respon yang sama. Bahkan pada tanggal 29 April 2012, di Desa Tirtorahayu, Kecamatan Galur, telah dilakukan launching produk hasil praktik pengembangan olahan limbah kelapa dengan menampilkan berbagai varian bantal.