Kabar gembira. Menurut laporan Unicef dan WHO, tahun 2015, yang dijadikan deadline untuk memangkas separuh jumlah penduduk dunia meminum air tidak aman, telah tercapai. Kedua badan dunia tersebut melaporkan, antara tahun 1990 sampai 2010, dua miliar orang telah mendapatkan akses ke air yang lebih baik lewat pipa saluran dan sumur air bersih.
Meski begitu, pada laporan tersebut terungkap pula fakta bahwa pemerintah, komunitas, dan entitas lain tidak mampu mencapai target. Yakni tiga perempat penduduk planet ini dapat mengakses fasilitas sanitasi yang memadai.
Target pengadaan air bersih sendiri merupakan salah satu bagian dari Millenium Development Goals (MDGs) yang perlu dicapai. Target lain, yang digarisbawahi oleh PBB, terdiri dari delapan poin yang bertujuan untuk membantu warga miskin dunia. Termasuk meningkatkan kondisi hidup serta menghentikan penyebaran HIV/AIDS.
“Bagi anak-anak, ini merupakan kabar gembira,” kata Anthony Lake, Executive Director Unicef. “Setiap hari, lebih dari 3.000 anak meninggal akibat penyakit terkait diare. Mencapai target ini merupakan titik tolak untuk menyelamatkan nyawa anak-anak,” ucapnya.
Dalam laporan itu, pada akhir 2010 lalu, 89 persen penduduk dunia atau sekitar 6,1 miliar orang, memiliki akses terhadap air berkualitas baik. Diperkirakan proporsinya akan meningkat lebih lanjut, menjadi 92 persen di tahun 2015 mendatang. Sebagai contoh, di Malawi, antara tahun 1995 sampai 2010, sebanyak 7,2 juta orang sudah bisa mendapatkan air bersih. Angka ini hampir mencapai separuh populasi penduduk negeri itu.
Namun, perlu dicatat bahwa 11 persen penduduk Bumi, atau sekitar 783 juta orang tetap tidak bisa mendapatkan pasokan air bersih. Selain itu, jutaan lainnya tidak punya akses toilet.
Target yang dipasang di MDG adalah 75 persen populasi dunia memiliki fasilitas sanitasi yang memadai di 2015 mendatang. Angka ini tampaknya tidak akan mencapai target, hanya 67 persennya saja. Saat ini, terdapat sekitar 2,5 miliar orang yang tidak bisa menikmati sanitasi yang layak.
Kurangnya akses terhadap air bersih sendiri berbeda-beda di tiap-tiap belahan dunia. Hanya sekitar 61 persen negara-negara sub-Sahara Afrika yang memiliki akses ke air bersih. Bandingkan dengan 90 persen negara-negara di Amerika Latin, Karibia, Afrika Utara, dan sebagian besar Asia. Di negara-negara termiskin di dunia sendiri, sekitar 14 persen populasinya masih meminum air dari sungai, telaga, dan danau.