Salah satu wujud komitmen itu, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian bersama asosiasi serta dunia usaha Indonesia ikut serta dalam pameran furnitur dan desain interior terbesar di dunia, International Home Furnishing Center (IHFC) di North Carolina, Amerika Serikat, 21-26 April lalu.
"IHFC merupakan ajang yang baik bagi promosi produk rotan Indonesia," kata Atase Perdagangan RI di Washington DC, Ni Made Ayu Marthini, dalam siaran pers, Senin (7/5).
"Pentingnya kerja sama semua pihak untuk mendukung produk rotan menjadi ikon dunia, termasuk menjadikan produk rotan tuan rumah di negara sendiri," tambahnya. Indonesia Rattan Furniture Pavilion yang dihadirkan pada pameran itu oleh 12 perusahaan Indonesia, terdiri dari 11 perusahaan furnitur rotan dan satu perusahaan cat untuk furnitur rotan.
Furnitur merupakan salah satu produk ekspor andalan Indonesia ke AS yang masuk dalam 10 besar pengekspor furnitur ke dengan nilai US$567,37 juta (sekitar Rp5,2 triliun). Khusus untuk produk rotan, Indonesia merupakan negara pengekspor terbesar ke AS dengan nilai US$11,02 juta (lebih dari Rp101,5 miliar) pada 2011. Naik sekitar dari $9,89 juta pada 2010.
"Angka ini masih sangat kecil dibandingkan dengan potensi yang ada dan bahan baku rotan yang dimiliki Indonesia. Kami akan terus mendorong peningkatan ekspor produk rotan ke AS terus meningkat. Indonesia siap menjadi pusat rotan dunia," tutur Ni Made.
Ia juga menekankan, keunikan rotan yaitu sebagai bahan furnitur yang ramah lingkungan, secara struktur kuat, menarik, dan lentur.