Sejumlah aplikasi berbasis sentuhan berpotensi dikembangkan dengan teknologi sensing baru bernama 'Touche'. Teknologi yang dikembangkan Disney Research dan Carniegie Mellon University ini merupakan sebuah bentuk sensing sentuhan kapasitif. Prinsip yang sama yang mendasari berbagai tipe layar sentuh yang digunakan pada kebanyakan ponsel pintar.
Bedanya teknologi ini memonitor sinyal-sinyal kapasitif pada rentang frekuensi yang luas. Tidak hanya sinyal elektris pada satu frekuensi seperti yang berlaku pada teknologi layar sentuh kebanyakan.
Teknologi ini memungkinkan ponsel pintar membisukan dirinya sendiri, misalnya jika pemiliknya meletakan jari telunjuk di bibir. Hal itu dimungkinkan dengan Swept Frequency Capcitive Sensing (SFCS), yang memicu terjadinya reaksi tidak hanya saat terjadi sentuhan, tapi mampu mengenali konfigurasi kompleks dari tangan atau tubuh yang melakukan sentuhan.
SFCS dapat meningkatkan kegunaan benda sehari-hari dengan hanya menggunakan satu elektroda sensing. Bahkan ada kalanya, seperti dalam kasus gagang pintu atau objek-objek konduktif lainnya, objek itu sendiri yang berperan sebagai sensor tanpa perlu dimodifikasi. Bahkan tubuh manusia atau air pun bisa menjadi sensor.
"Signal frequency sweeps sudah digunakan selama puluhan tahun dalam komunikasi nirkabel, namun sejauh yang kami tahu, belum ada penerapannya dalam interaksi sentuhan," kata Ivan Poupyrev, ilmuwan peneliti senior di Disney Research, Pittsburgh.
"Akan tetapi, dalam eksperimen di laboratorium kami, kami dapat menambahkan sensitivitas sentuhan pada berbagai objek. Saat dipadukan dengan teknik pengenalan gestur, Touche menunjukan tingkat pengakuan mendekati 100 persen. Hal itu menunjukan bahwa teknologi ini bisa digunakan untuk menciptakan cara baru bagi manusia untuk berinteraksi dengan berbagai objek dan dunia secara luas," kata Poupyrev.