Akhir pekan ini bukan hanya ditandai dengan liburan panjang tapi juga fenomena alam gerhana Matahari cincin. Gerhana ini akan terjadi pada 21 Mei 2012 saat matahari terbit. Namun, menurut peneliti utama astronomi dan astrofisika LAPAN, Thomas Djamaluddin, tidak semua wilayah di Indonesia bisa melihat fenomena ini.
"21 Mei terjadi gerhana Matahari cincin yang melewati China, Jepang, Pasifik Utara, dan AS. Di Indonesia hanya wilayah Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua yang bisa menyaksikan gerhana sebagian saat Matahari terbit," kata Thomas saat dihubungi, Rabu (16/5).
"Gerhana Matahari ini melintasi garis tanggal. Bermula di Asia Timur, termasuk Indonesia Timur pada Senin pagi 21 Mei, berakhir di Amerika Utara Minggu sore 20 Mei 2012."
Ditambahkan Thomas jika fenomena ini terjadi sangat singkat dan kurang lengkap. Wilayah Kalimantan hanya bisa menyaksikan akhir gerhana saat Matahari terbit. Sulawesi saat puncak dan akhir gerhana. Maluku dan Papua menyaksikan awal sampai akhir gerhana walau singkat setelah Matahari Terbit.
Kecilnya presentase gerhana ini bahkan membuatnya kurang disadari masyarakat. Puncak gerhana terjadi pada saat matahari terbit, namun hanya tiga persen saja piring matahari yang tertutup oleh Bulan dan berakhir pukul 06.38 Wita.
"Gerhana matahari cincin juga terjadi karena piringan matahari terhalang piringan Bulan sehingga terlihat seperti cincin," kata Thomas yang menambahkan gerhana cincin berikutnya pada 13 November 2012 tidak akan melalui Indonesia.
Negara lain yang juga menyambut datangnya gerhana ini adalah Korea Selatan. Institut Astronomi dan Luar Angkasa Korsel menyatakan negaranya akan bisa melihat gerhana Matahari sebagian pada Senin pagi (21/5) waktu setempat. Dimulai pukul 06:23 hingga 08:8 pagi. Gerhana akan mencapai puncaknya pada 07:32 pagi. Dengan sekitar 80 persen cahaya Matahari yang terhalang. "Jangan melihat langsung ke Matahari, gunakan kacamata penghalang," ujar pernyataan resmi badan tersebut.