Wayang Kulit China-Jawa Menanti Penerus

By , Selasa, 22 Mei 2012 | 17:26 WIB

Keberadaan wayang kulit China-Jawa satu-satunya di Indonesia  yang terdapat di Museum Sonobudoyo, Yogyakarta menanti penerus. Dikhawatirkan,wayang kulit ini akan punah  bila tidak ada yang mampu memainkannya. 

Wayang kulit China-Jawa lahir di Yogyakarta tahun 1925 dan diciptakan oleh Gan Thwan Sing. Diperkirakan, wayang ini pernah berjaya sekitar tahun 1930 hingga 1960-an. Setelah sang dalang sekaligus penciptanya wafat sekitar tahun 1966, wayang ini pun lenyap.

Seksi Koleksi Konservasi Preparasi Museum Sonobuduyo Yogyakarta, Winarsih, menyatakan, pertunjukan wayang China-Jawa ini tidak lagi bisa dimainkan. Ini menjadi kendala untuk memperkenalkan wayang yang terbuat dari kulit kerbau tersebut kepada masyarakat luas.

"Yang kami lakukan saat ini hanya merawatnya. Kami tidak memiliki dalangnya. Pembuatnya pun juga tidak pernah mewariskan kesenian wayang China-Jawa kepada keturunannya," kata Winarsih di Museum Sonobuduyo, Yogyakarta, Selasa (22/5). 

Berdasarkan penuturannya, wayang tersebut diberikan oleh Java Institute kepada Museum Sonobudoyo sekitar tahun 1935. Wayang ini tidak hanya menjadi warisan budaya, tapi juga menceritakan akulturasi budaya China-Jawa. "Wayang ini sedang dikaji ulang oleh peneliti dari Universitas Indonesia," tambahnya.

Legenda China digunakan sebagai materi cerita atau lakon wayang. Sementara tata cara pertunjukkan wayang Jawa digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan legenda China. Konsep perkawinan dua budaya yang berbeda ini dituangkan dengan menulis lakon-lakon wayang Jawa gaya Mataraman.

Teks-teks lakon wayang China-Jawa tersebut ditulis dalam bahasa dan aksara Jawa. Lakon-lakon itu digubah dari khasanah folklor China kuno yang populer dalam masyarakat China perantauan.

"Selama pemerintahan Orba, jenis wayang China Jawa dan juga wayang Potehi tidak diakui sebagai bagian dari warisan dan tradisi jenis wayang yang dikenal dan dimainkan di Indonesia," ujarnya.

Winarsih berharap, dengan kajian ulang wayang China-Jawa ini,akan bisa memunculkan kembali seni pertunjukannya. Tak hanya itu, kepunahan akan wayang China-Jawa ini juga akan terminimalisir seiring wayang ini dimainkan kembali. 

"Kedua Jenis wayang tersebut merupakan wujud akulturasi budaya di Nusantara. Mereka pun telah menyumbangkan sebuah maha karya yang memperkaya budaya nusantara."